Kemenkes Buka Suara soal Dokter Asing ke Indonesia

INDOPOSCO.ID – Kebijakan mendatangkan dokter asing menuai pro kontra di tengah masyarakat. Muncul anggapan akan mengancam saingan dokter lokal.
Namun, pemerintah berpandangan kehadiran mereka bisa membantu menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Seperti halnya dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, telah melakukan kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi melakukan operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kehadiran dokter asing ke RSUP Adam Malik, Medan, selain membantu para pasien sekaligus melakukan transfer pengetahuan. Itu tentu bisa bermanfaat bagi nakes lokal.
“Salah satunya yang kita lakukan di (RSUP) Adam Malik, kerja sama. Jadi, memang kita memfasilitasi dokter kerajaan Arab Saudi untuk melakukan operasi 30 operasi. Ini bagian dari transfer teknologi,” kata Nadia melalui telepon, Jakarta, Sabtu (6/7/2024).
Umumnya transfer pengetahuan di bidang kesehatan yang dilakukan layanan kesehatan, hanya mendatangkan satu orang dokter spesialis. Sementara yang dilakukan di RSUP Adam Malik, cukup lengkap dokternya.
“Kalau ini benar-benar satu tim. Dari Arab Saudi, ada dokter jantung, dokter anestesi, perawat ICU, perawat bedah dan perawat pascaoperasi,” jelas Nadia.
Maka tidak akan mengancam untuk persaingan dokter lokal. Di sisi lain, Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 memungkinkan dokter asing berpraktik di Indonesia, namun dalam koridor dan syarat tertentu.
“Misalnya, mau praktik di rumah sakit itu bisa kita lakukan. Tapi, tidak boleh praktik mandiri. Harus ada institusi yang minta,” ujar Nadia.
Kehadiran tim dari Arab Saudi menjadikan RSUP Adam Malik sebagai satu-satunya rumah sakit di Pulau Sumatera yang mampu melakukan operasi bedah jantung anak.
Selama ini, kasus-kasus jantung anak selalu dirujuk ke rumah sakit di Jakarta, yang menyebabkan keluarga pasien menanggung biaya tinggi, dan rumah sakit memiliki antrean panjang untuk jadwal operasi.
Operasi jantung itu terhitung sudah periode kedua, yang berlangsung selama satu minggu dari 25 Juni hingga 2 Juli 2024 dengan harapan dapat menangani 30 pasien anak. Hingga 28 Juni, tercatat sudah 17 pasien anak dengan kelainan jantung bawaan yang telah menjalani operasi. (dan)