PBB Tetapkan Hari Peringatan Genosida di Srebrenica Bosnia, Ketua BKSAP Minta Peringatan Genosida Gaza

INDOPOSCO.ID – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) Fadli Zon, meminta agar dunia memberlakukan peringatan atas tragedi pembantaian terhadap warga di Gaza, Palestina, oleh Israel diberlakukan. Hal itu menyusul diterapkannya peringatan tahunan atas tragedi pembantaian manusia di Srebrenica Bosnia oleh Serbia di tahun 1995 lalu.
“Dengan jumlah korban tewas di Srebrenica sekitar 8.372 diperingati sebagai sebuah tragedi genosida, maka yang tengah terjadi di Jalur Gaza dengan korban lebih dari 35 ribu seharusnya lebih nyata lagi sebagai genosida abad 21,” kata Fadli Zon, dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip, Minggu (26/5/2024).
Ia menjelaskan, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mengadopsi resolusi nomor 78/282 yang berjudul Hari Refleksi dan Peringatan Internasional Genosida 1995 di Srebrenica, Bosnia (‘International Day of Reflection and Commemoration of the 1995 Genocide in Srebrenica’). Ada 84 negara mendukung resolusi ini termasuk Indonesia, 19 negara menentang dan 68 negara abstain.
Merujuk kepada resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, Hari Refleksi dan Peringatan Internasional Genosida 1995 di Srebrenica tersebut akan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 11 Juli termasuk Juli tahun 2024 ini.
Menanggapi hal tersebut, maka Fadli juga meminta hal serupa juga diberlakukan untuk tragedi genosida lainnya termasuk yang saat ini masih berlangsung di Jalur Gaza Palestina.
”Tentu saja pengadopsian resolusi Majelis Umum PBB tersebut sangat positif agar tragedi genosida serupa ke depan tak terjadi lagi. Selain itu, saya melihat resolusi terbaru Majelis Umum PBB itu juga dapat dijadikan momentum mendukung Palestina,” tuturnya.
Ditegaskan Fadli bahwa level genosida di Gaza saat ini sudah di luar nalar kemanusiaan. Kendati Mahkamah Internasional meminta Israel memastikan tidak melakukan genosida, namun fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Mayoritas yang meninggal dan terbunuh di Jalur Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
“Israel membumihanguskan Gaza sehingga hampir dua juta warga Gaza menjadi pengungsi. Parahnya lagi, Israel menghambat bahkan menyerang bantuan kemanusiaan. Terbaru, kuburan-kuburan massal warga Gaza mulai terungkap,” beber legislator anggota Komisi Luar Negeri itu.
Lebih lanjut, mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini memastikan dirinya di DPR akan menggalang dukungan agar PBB menetapkan resolusi peringatan tragedi genosida di Jalur Gaza.
”Indonesia bisa mengajukan ini. Kami di DPR akan mendukung penuh termasuk diplomasi kami di berbagai forum parlemen seperti di Forum Parlemen Dunia (IPU). Kita ingin ke depan dunia dapat memperingati tragedi yang mengerikan di Jalur Gaza. Mungkin judul resolusinya ‘International Day of Reflection and Commemoration of the 2023-2024 Genocide in the Gaza Strip’,” pungkasnya. (dil)