Nasional

Pengamat Nilai Penggunaan Terminologi OPM, Efektif Koops Habema Jaga NKRI

INDOPOSCO.ID – Penggunaan terminologi OPM (Organisasi Papua Merdeka) sangat efektif bagi Koops Habema TNI dalam menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Bumi Papua.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pengamat politik dan militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting dalam keterangan di Jakarta, Minggu (12/5/2024).

Terbukti, menurut dia, pasukan dari tiga matra yang tergabung dalam Komando Operasi Habema (Harus Berhasil Maksimal) TNI berhasil melumpuhkan 24 personel OPM. Termasuk 2 pimpinan tentara OPM serta merebut senjatanya dan 4 markas OPM dalam tempo satu bulan.

“Perubahan terminologi OPM dari sebelumnya KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) maupun KST (Kelompok Separatis Teroris) membuat pasukan TNI tidak terkendala psikologis dalam menggempur markas-markas OPM di hutan-hutan Bumi Papua,” terangnya.

“Data-data orang yang bisa diperangi dari informasi Satgas Polri di Papua kepada Koops Habema TNI ditindaklanjuti dengan serbuan-serbuan cepat oleh Koops Habema TNI dalam perebutan tempat strategis pertempuran,” imbuhnya.

Terminologi OPM kembali digunakan saat Jenderal Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI. Koops Habema TNI juga dibentuk oleh Jenderal Agus Subiyanto.

Koops Habema TNI, dikatakan dia, dipimpin Panglima Brigjen Lucky Avianto, lulusan terbaik Akmil 1996. Ia juga lulusan Seskoad, Sesko TNI, dan Lemhannas. Koops ini terdiri dari satuan terbaik dari Kopassus, Kostrad, Marinir, dan Kopasgat.

Koops Habema TNI, lanjutnya, dibagi dalam Sektor Timur dan Sektor Barat yang merupakan basis OPM. “Jadi mereka efektif bertugas di wilayah hitam atau tempat yang dikuasai combatan OPM,” ujarnya.

Lebih efektif lagi, masih ujar Ginting, Koops Habema TNI juga sekaligus menangani operasi tempur, intelijen, dan, pembinaan teritorial di wilayah hitam tersebut. Satu rentang kendali operasi, tidak banyak komandan dari berbagai tingkatan yang merecoki aktivitas mereka.

“Wilayah-wilayah yang masuk kategori hitam, lanjut Ginting, setelah berhasil dikuasai Koops Habema akan diserahkan kepada satuan lain untuk pembinaan masyarakat,” ungkapnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, menurut dia, combatan OPM, senantiasa menyasar pos-pos TNI dan Polri, seperti di Distrik Homeyo. Juga menyasar pasar tradisional, rumah sekolah, rumah ibadah, rumah sakit dan rumah masyarakat.

“Teror yang dilakukan OPM jelas menimbulkan keresahan dan ketakutan masyarakat, karena itu harus ditumpas,” kata Ginting. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button