Dialog dengan Mahasiswa Bengkulu, Anies : Kembalikan Pendidikan sebagai Eskalator Sosial Ekonomi

INDOPOSCO.ID – Pendidikan sejatinya dipandang sebagai investasi yang akan memberi return besar di kemudian hari. Hal tersebut ditekankan Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat berdialog dengan mahasiswa Universitas Haizirin, Bengkulu, Rabu (6/12/2023).
Berdasar data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat, per 2021 jumlah penduduk Bengkulu sebanyak 2,03 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, ada 143,56 ribu jiwa (7,06 persen) penduduk di provinsi tersebut yang berpendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Dari data kecilnya tingkat pendidikan di Bengkulu, mahasiswa pun mempertanyakan apa yang akan dilakukan Anies ke depan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga, terutama jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan di Pulau Jawa, termasuk Jakarta.
“Sebenarnya bukan hanya Jawa dapat kesempatan luar Jawa tidak, tapi banyak di Jawa juga yang tidak dapat. Kita jangan bedakan berdasarkan pulau tapi bedakan siapa yang dapat kesempatan dan siapa yang tidak,” jawab Anies.
Anies turut menerangkan, pihaknya menemukan fakta di lapangan kondisi saat ini bahwa mereka yang berstatus ekonomi mapan punya kesempatan yang lebih baik untuk akses pendidikan tinggi daripada yang menengah ke bawah. Selain itu keterbatasan bangku juga menjadi kendala di mana makin tinggi tingkat pendidikannya jumlah bangku yang tersedia semakin berkurang.
“Sebenarnya masalah kita itu pendidikan kita itu seperti piramid jumlah bangkunya. SD lengkap, namun setelah itu SMP, SMA, Perguruan Tinggi seperti piramid yang makin ke atas makin mengecil bahkan hilang,” jelas Anies.
“Jadi kalau mau menyelesaikan jangan hanya fokus pada akses ke pendidikan tingginya tapi ini rencana kita (jika terpilih) semua jenjang harus dipastikan simetris, sehingga setiap anak mendapatkan pendidikan hingga tuntas,” imbuhnya.
Anies juga menyoroti bahwa perguruan tinggi khususnya yang negeri, hari ini biayanya mahal, dan Anies melihat beban yang ditanggung keluarga tidak sebanding dengan yang ditanggung negara. Maka Anies berpandangan, tidak boleh lagi melihat pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan sebagai kegiatan biasa, sektor itu harus dipandang sebagai investasi.
“Kenapa? Ketika kita biayai sesorang sampai pendidikan apalagi pendidikan tinggi, ketika dia lulus dia akan berkarya dan memberi manfaat bagi semua, manfaat yang didapat itu adalah return dr investasi kita,” tegasnya.
“Maka dari itu ke depan AMIN akan mengembalikan pendidikan tinggi bukan sebagai industri, tapi sebagai eskalator Ekonomi,” tandasnya. (dil)