KPAI: PTM yang Baru Dimulai Jangan Tercederai Aksi Tawuran Pelajar

INDOPOSCO.ID – Dua aksi kekerasan pelajar yang terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat menjadi sorotan. Kejadian itu tidak diinginkan para orang tua, di tengah semangat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra, kekerasan anak seperti tawuran kerap terjadi selepas jam sekolah selesai. Persoalan mengisi waktu luang dan tidak adanya kegiatan tersistem menjadi penyebab utamanya.
Baca juga: Pemerintah Alokasikan 20 Persen APBD untuk PTM 2022
“Anak anak selepas sekolah memiliki kebutuhan menyalurkan energi lebihnya, mereka perlu tempat dalam menyalurkan bakat dan minatnya,” kata Jasra Putra melalui gawai, Jakarta, Sabtu (8/1/2022).
Namun, banyak anak terjebak dalam pergaulan yang diwarnai kekerasan akibat tidak mendapatkan tempat dalam mengisi waktu luang. Sehingga mereka ikut ikutan.
Pengawasan orang tua selepas anak selesai jam belajar di sekolah menjadi sangat penting. Karena kecenderungan terjadinya kekerasan atau tawuran pelajar pasca lepas dari sekolah.
“Apalagi kondisi emosional di masa pandemi, berpotensi anak memiliki agresifitas yang tinggi,” imbuh Jasra.
Maka itu, ia mengimbau para guru, orang tua, sekolah memampukan pelajar dalam mengendalikan emosi selama PTM di masa pandemi, menaati protokol kesehatan.
Seperti kisah di Cengkareng, pelajar SMP yang meninggal karena salah sasaran teman pelajar lainnya serta tawuran di Jalan Abdul Muis, Cideng, Jakarta Pusat tentu tidak perlu terulang kembali.
“Kita tidak ingin PTM yang baru dimulai ini, tercederai dengan aksi tawuran pelajar dan kekerasan pelajar,” ujar Jasra.(dan)