Dunia Internasional Ingin Indonesia Jadi Negara Kuat

INDOPOSCO.ID – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyatakan dunia internasional menginginkan Indonesia menjadi negara yang kuat bukan hanya di regional tetapi juga di kawasan Indo-Pasifik.
“Indonesia letaknya yang sangat strategis dalam menjaga stabilitas dunia, menuju equilibrium baru,” ujar Gus Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/11), seperti dikutip Antara.
Hal itu disampaikan Gus Yahya saat memberikan kuliah umum secara hybrid di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor, Jawa Barat. Kuliah umum itu diikuti semua civitas akademika, mahasiswa S1, S2, dan S3 serta segenap staf pengajar.
Saat kuliah umum itu, Gus Yahya berbicara dengan tema “Kkontribusi Perjuangan Pahlawan Santri Ditinjau dari Perspektif Sosio-Kultural dan Kontekstualisasi Semangat Persatuan dan Rela Berkorban di Era Digital”.
Gus Yahya menerangkan dunia internasional bersangkutan dengan Indonesia yang kuat, stabil, dan jauh dari luapan.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menarangkan dari pendekatan sejarah tatanan dunia saat ini belum bisa disebut stabil apalagi kokoh. Luapan secara sporadis dengan mudah terjadi di sejumlah negara dengan faktor yang sulit dipaparkan.
Tatanan dunia baru, tutur Gus Yahya, dibangun di atas puing- puing kolonialisme dan kolonialisme yang selama kurang lebih 1.300 tahun. Lalu diadopsi oleh banyak bangsa di dunia. Bila dibandingkan era-era penjajahan itu, maka usia tatanan dunia baru ini amatlah belia.
Gus Yahya menarangkan ratusan tahun silam, dunia dipahami oleh imperium- imperium besar. Mereka saling melebarkan untuk memahami kawasan tertentu. Satu bangsa menjajah bangsa lainnya.
Imperium Romawi, Persia, Byzantium, Ottoman, dan Tsar adalah contoh dari praktik kemampuan satu bangsa atas banyak bangsa lain di dunia. Situasi itu berjalan berabad- abad lamanya.
Hingga akhirnya, tutur ia, sejumlah bangsa mulai muak dengan penjajahan dalam segala wujudnya.
“Mereka mulai berani berteriak, melawan ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Perlawanan itu perlahan tapi pasti muncul di sejumlah negara jajahan. Termasuk bangsa Indonesia,” ujar kandidat Ketua Umum PBNU itu.(mg4)