Ketua KPK: Gunakan Bahasa Kesatuan Antikorupsi Perangi Perilaku Koruptif

INDOPOSCO.ID – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengajak semua pihak termasuk pemuda untuk menggunakan satu bahasa kesatuan antikorupsi dalam memerangi korupsi dan perilaku koruptif.
Ini dilakukan, kata Firli, agar seluruh anak bangsa memiliki satu kesamaan pandangan dalam melihat dua hal buruk ini sebagai kejahatan kemanusiaan yang keji, hina serta penuh dosa, agar perbuatan tercela ini tidak lagi dianggap sebagai laten, budaya warisan peninggalan leluhur bangsa, apalagi dianggap sebagai hal yang biasa.
Menurut Firli bahasa kesatuan antikorupsi adalah seruan menolak perilaku koruptif dan gerakan generasi muda Indonesia untuk terbebas dari budaya korupsi.
“Penggunaan bahasa kesatuan antikorupsi akan mempersatukan kelompok muda pemberantas korupsi, membangkitkan semangat antikorupsi dari dalam diri dan menumbuhkan kesadaran generasi untuk menolak korupsi,” ujar Firli Bahuri, melalui keterangan tertulis, Kamis (28/10/2021).
Firli mengatakan tema besar peringatan Sumpah Pemuda kali ini. “Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh” seyogianya menjadi inspirasi bagi semua untuk selalu menggelorakan semangat darah muda kaum muda, agar senantiasa tampil terdepan sebagai agen perubahan sekaligus motor kemajuan untuk mengakselerasi terwujudnya cita-cita, impian, harapan dan tujuan bernegara.
“Bukan hal yang mudah untuk mewujudkan tujuan bernegara, apalagi di tengah dinamika, tantangan global dengan segudang problemantika, serta situasi serta kondisi sosial ekonomi saat ini di mana masyarakat sangat rentan terfragmentasi,” katanya.
Firli berpendapat hanya dengan meneladani dan menerapkan esensi, makna dan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, negeri ini akan selamat dari segala ancaman dan ragam persoalan besar bangsa, salah satunya korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar.
“Kami tegaskan dan ingatkankan bahwasanya siapapun yang berani melakukan kejahatan korupsi, adalah pengkhianat bangsa Indonesia mengingat selain merugikan keuangan dan perekonomian negara, kejahatan kemanusiaan ini juga bertentangan dengan nilai-nilai dari setiap butir ikrar Sumpah Pemuda yang sejatinya menjadi arah tujuan bangsa dan negara kita,” tegasnya.
Firli mengajak para pemuda dan pemudi Indonesia di mana pun berada, agar jangan jadikan Hari Sumpah Pemuda sebagai seremoni tahunan belaka, guratan sejarah untuk dibaca atau tiga ikrar suci yang sekadar dilafalkan dalam upacara bendera.
“Roh patriotisme dan heroisme para pemuda di masa perang kemerdekaan, seyogianya ditanamkan kuat dalam hati, jiwa dan pikiran agar kita tidak salah melangkah dalam menentukan arah masa depan, jangan pernah khilaf apalagi larut hingga terjerumus dalam lembah hitam kejahatan kemanusiaan bernama korupsi, musuh abadi segenap bangsa dan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Yang perlu dicatat, kata Firli, korupsi dan perilaku koruptif bukan hanya harus dihindari namun juga wajib untuk diperangi mengingat NKRI belum sepenuhnya merdeka dari kejahatan kemanusiaan ini.
“Insyallah, dengan selalu mengamalkan esensi dan makna Sumpah Pemuda dengan semangat antikorupsi, cita-cita meningkatnya kesejahteraan, kemakmuran segenap bangsa dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mulai Miangas hingga Pulau Rote dalam kehidupam berbangsa dan bernegara yang cerdas, akan segera terwujud apabila korupsi benar-benar sirna dari bumi pertiwi,” pungkasnya. (dam)