Puspomad Akan Proses Hukum Penulis Surat Terbuka Untuk Kapolri

INDOPOSCO.ID – Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) siap melakukan proses hukum terhadap Inspektur Kodam XIII Merdeka Brigjen TNI Junior Tumilaar (JT) yang diduga melakukan pelanggaran indisipliner.
Komandan Puspomad Letjen TNI Chandra W. Sukotjo mengatakan, menindaklanjuti hasil klarifikasi terhadap Brigjen TNI JT di Markas Puspom AD, Jakarta, pada tanggal 22, 23 dan 24 September 2021 dan hasil pemeriksaan para saksi terkait dengan pernyataanNYA, maka telah didapatkan adanya fakta-fakta dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Brigjen TNI JT.
“Perbuatan melawan hukum dimaksud, adalah pelanggaran Hukum Disiplin Militer dan pelanggaran Hukum Pidana Militer sesuai Pasal 126 KUHPM dan Pasal 103 ayat (1) KUHPM,” kata Chandra seperti dikutip Antara, Sabtu (9/10/2021).
Atas adanya indikasi pelanggaran Hukum Disiplin Militer dan pelanggaran Hukum Pidana Militer, kata Chandra, maka Puspomad akan melanjutkan proses hukum lebih lanjut terhadap Brigjen TNI JT. “Untuk kepentingan tersebut Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) telah mengeluarkan Surat Perintah Pembebasan dari Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan kepada Brigjen TNI JT sebagai Inspektur Kodam XIII Merdeka untuk kemudian ditempatkan sebagai Staf Khusus Kasad,” ujar Chandra.
Brigjen TNI JT sebelumnya telah menjalani serangkaian pemeriksaan di Puspomad sebab informasi yang disampaikan Junior tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. “Ada dugaan bahwa hal-hal yang disampaikan mengandung berita yang tidak sesuai dengan fakta yang ada,” kata Chandra.
Sebelumnya, Brigjen TNI Junior menulis surat terbuka kepada Kapolri dengan tembusan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima Kodam Merdeka Mayjen Wanti Waraney Franky Mamahit.
Surat yang ditulis tangan di Kota Manado pada 15 September 2021 itu berisi keheranannya atas sikap Brimob Sulawesi Utara (Sulut) bersenjata yang mendatangi salah seorang personel Bintara Pembina Desa (Babinsa). Hal itu terkait pembelaan sang Babinsa kepada warga bernama Ari Tahiru (67 tahun) yang tanahnya diserobot PT Ciputra International.
Junior tidak terima ketika sang Babinsa yang membela rakyat kecil dipanggil dan diperiksa aparat Polresta Manado, dan Ari yang merupakan warga buta huruf harus ditangkap aparat. (mg4)