Nasional

Pengamat: Reshuffle Jangan Jadi Rutinitas dan Bagi-Bagi Kekuasaan Elite Politik

INDOPOSCO.ID – Isu reshuffle kabinet kembali menguat setelah PAN masuk partai koalisi pendukung pemerintah. Pengamat Komunikasi Politik M Jamiluddin Ritonga mengatakan, reshuffle seharusnya tak perlu dilakukan kalau hanya semata-mata untuk mengakomodir PAN masuk kabinet.

Sebab, menurut dia hal itu tidak akan meningkatkan kinerja kabinet Jokowi. Bahkan, bisa menggoyahkan soliditas partai koalisi pendukung pemerintah.

“Partai koalisi bisa kecewa dengan masuknya PAN ke kabinet. PAN yang tidak berkeringat dinilai tak adil masuk dalam kabinet,” kata M Jamiluddin Ritonga melalui gawai, Selasa (5/10/2021).

Dia juga mengatakan, relawan yang merasa berjasa juga akan kecewa bila PAN masuk kabinet. Sementara para relawan yang bercucur keringat tak kunjung diakomodir di kabinet.

“Reshuffle idealnya dilakukan untuk meningkatkan kinerja kabinet. Menteri-menteri yang dinilai kinerjanya rendah dan kerap membuah gaduh diganti dengan orang yang diperkirakan dapat mendongkrak kinerja kabinet,” terangnya.

Ia menegaskan, kalau ingin meningkatkan kinerja kabinet, sebaiknya Jokowi berani lebih independen dalam melakukan reshuffle. Jokowi harus terbebas dari pengaruh partai koalisi pendukung pemerintah, termasuk Megawati Soekarnoputri, dalam mengganti menteri yang memang berkinerja buruk dan sering buat gaduh.

“Jokowi sebaiknya memilih pengganti menteri yang punya kemampuan di atas rata-rata, dapat bekerja dalam tim, dan mempunyai empati yang tinggi terhadap rakyat” ucapnya.

“Dengan memilih orang yang tepat, reshuffle kabinet akan bermanfaat bagi rakyat. Kalau tidak, reshuffle kabinet hanya kegiatan rutinitas untuk berbagi kekuasaan sesama elit politik,” imbuhnya. (nas)

Back to top button