Nasional

Ulama dan Khotib Turut Edukasi Umat Taat Prokes

INDOPOSCO.ID – Pemerintah terus menggenjot program vaksinasi nasional untuk mewujudkan herd imunity. Salah satunya dengan melibatkan peran tokoh agama.

Sekretaris Bidang Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Saeful Bahri mengatakan, Islam Kebangsaan adalah corak Islam moderat dan wasathiyah yang berupaya untuk membumikan Ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin.

“Dengan cara menguatkan pandangan terkait Islam yang “Shalil likulli zaman wa makan” sehingga menghasilkan ajaran Islam yang solutif, memberikan kemudahan dan dapat di implementasikan dengan baik pada setiap kondisi keadaan,” ujar Saeful Bahri dalam acara daring, Sabtu (31/7/2021).

Ia mengatakan, keterkaitan regulasi pemerintah dengan syariat Islam dalam membentuk peraturan di Indonesia tidak melanggar hukum perundang-undangan itu sendiri dan nilai-nilai keagamaan atau syariat Islam.

“Khotib harus memberikan pemahaman dalam dakwahnya untuk mengimplementasikan dan mensosialisasikan program pembangunan nasional dalam bidang keagamaan dan kemasyaraktan terutama dalam menanggulangi pandemi Covid-19,” terangnya.

Hal yang sama diungkapkan, Pengasuh Ma’had Arrohimiyyah Cengkareng dan Serang KH M Ishom El Saha. Dia mengatakan, pada masa pandemi Covid-19 para khotib perlu memakai kaidah ushul fiqih yaitu “Maa laa yudraku kulluh laa yudroku kulluh”.

“Jadi dalam menjalankan ibadah, tidak perlu untuk meninggalkan seluruhnya, akan tetapi dengan menyesuaikan kondisi yang ada, seperti memperbolehkan sholat Jumat dengan mematuhi protokol kesehatan (Prokes) yaitu menjaga jarak dan memakai masker,” tuturnya.

Dalam mengisi khutbah, menurutnya, Khotib harus berkualitas dan singkat (waktu 15 menit), dengan tetap memperhatikan syarat dan rukun salat Jumat. Sehingga materi yang di sampaikan dapat mudah di terima dan sah menurut syariat agama terutama pada situasi pandemi Covid-19.

“Khotib harus bisa memanfaatkan waktu 15 menit tanpa mengurangi kualitas isi khutbah,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wasekjend MUI KH Arif Fachrudin mengatakan, Wasathi mengusulkan dan menggagas untuk mengadakan Kurikulumisasi Khutbah Jum’at. Bukan berarti seragamisasi.

“Kurikulumisasi ini dengan membuat silabus secara umum saja dan nanti disesuaikan dengan kebutuhan serta tantangan yang ada pada setiap daerah,” katanya.

Menurut Ketua Pembina Wasathi ini, dengan kurikulumisasi tersebut Khotib Jumat menjadi solutif dengan berbagai tantangan yang ada pada setiap lapis masyarakat di daerah. “Pemerintah dan ulama harus bersinergi dalam penanganan Covid-19 ini. Dengan cara pemerintah membuat regulasi yang mendukung pada pencegahan Covid-19 seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan memberikan bantuan sosial,” terangnya.

Ia juga menuturkan, peran para ulama harus memberikan edukasi dalam setiap agenda ritual keagamaan untuk mematuhi aturan pemerintah. Karena inilah bentuk sinergisitas pemerintah dan ulama dalam penanggulangan Covid-19.

“Khutbah jumat harus bisa memberikan solusi di lingkungan sekitar. Ulama dan khotib harus berjalan bersama dengan pemerintah,” ucapnya. (nas)

Back to top button