LBM Eijkman: Varian Delta Plus Miliki Kemampuan Beradaptasi Terhadap Lingkungan

INDOPOSCO.ID – Varian delta plus ditemukan di Indonesia. Varian ini diperkirakan lebih cepat menular dari varian Alpha. Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Subandrio mengatakan, secara umum varian delta plus sama dengan varian delta biasa.
“Varian delta plus ini 45 persen lebih menular dari varian Alpha, dan varian Alpha lebih menular 70 persen dari varian Covid-19 awal,” ujar Prof Amin Subandrio dalam acara daring, Kamis (28/7/2021).
Ia menjelaskan, varian delta plus memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga dengan mudah delta plus ini bermutasi secara antigenik.
“Jadi ketika kita suntikan antibodi yang serupa dengan varian delta, ini tidak mengenali secara antigenic. Karena varian delta plus ini sudah bermutasi secara antigenic,” terangnya.
Ia mencontohkan, pada penanganan virus flu musiman di negara beriklim dingin. Masyarakat di sana secara berkala harus menerima vaksin yang berbeda.
“Misalnya saja virus flu tahun ini bajunya garis-garis, kemudian 1 atau 2 tahun virus flu ini mengalami mutasi antigenic. Dan bajunya ganti kotak-kotak. Antibodi yang kita tujukan ke baju garis-garis tidak akan mengenal yang baju kotak-kotak. Ini serupa dengan Covid-19,” jelasnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, untuk mencegah varian delta berkembang biak, maka harus dilakukan pencegahan penularan virus dari pasien ke orang lain. Memutus rantai penularan Covid-19, menurut dia, dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.
“Perlakuan semua varian sama, itu varian alpha, betta maupun delta. Intinya dengan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi aktifitas di luar dan menghindari kerumunan),” katanya. (nas)