Nasional

Pembajakan Woyla, Penumpang Histeris Diturunkan di Bandara Penang

INDOPOSCO.ID – Pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia atau dikenal “Woyla” ternyata tidak bisa langsung menuju Bangkok, Thailand. Karena pesawat harus meminta bahan bakar di bandara internasional Penang, Malaysia.

Pesawat dengan nomor penerbangan GA 206 itu dibajak di udara antara Palembang-Medan. Kala itu, pesawat transit di bandara Talangbetutu, Palembang baru saja lepas landas menuju Bandara Polonia, Medan.

Kopilot Hedhy Djuantoro mengatakan, bahan bakar pesawat tidak cukup jika harus terbang ke Thailand. Semula ia memawarkan mengisi bahan bakar di Singapura, tapi langsung ditolak si pembajak.

“Saya bilang bagaimana kalau Singapura, mereka ngga mau. Bagaimana Kuala Lumpur? ngga mau juga,” kata Hedhy dalam podcast Ngobrol Ala Indoposco (Ngaco) dilihat, Ahad (20/6/2021).

Pembajak yang berjumlah lima orang pimpinan Imran bin Muhammad Zein itu menginginkan pesawat mengisi bahan bakar tak berdekatan dengan negara tetangga.

“Saya mau yang jauh dari Indonesia (nadanya keras) membentak,” ucap Hedhy seraya menirukan bicara pembajak.

Ia sempat kebingungan jika melakukan pengisian bahan bakar tak satu arah jaraknya dengan pesawat itu. Namun, pembajak itu menyetujui bandara Penang, untuk mengisi bahan bakar.

“Akhirnya saya cari, Filipina tidak mungkun rutenya sudah jauh. Saya tawarin, bagaimana kalau Penang? ok boleh,” jawab pembajak ditirukan Hedhy.

Pesawat itu minta bahan bakar dan berkomunikasi dengan tower bandara Singapura memberitahukan tujuan berikutnya.

“Begitu dia bilang boleh, saya pikir dia tidak tahu geografi,” sindirnya.

“Saya omong ke Singapura, kita mau ke Penang isi bahan bakar, terus Singapura tanya apa destinasi terakhir kalian? kita diminta ke Kolombo. Ragu-ragu gitu omongnya,” tambah Hedhy.

Semua pesawat dari arah barat yang mendarat ke Singapura, kmudian dibelokkan semua. Artinya jalur tersebut hanya untuk pesawat Woyla.

“Kita dapat prioritas ke Penang,” tuturnya.

Setibanya di Penang siang hari, waktu tempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Palembang.

Berbekal informasi dari tower Singapura, pihak bandara Penang menyiapkan lintasan pendaratan pesawat Woyla. “Begitu mendarat kita tidak diarahkan ke terminal, kita dibuang ke ujung landasan,” ceritanya.

Selain meminta bahan bakar, rupanya pembajak itu menginginkan peta untuk tujuan penerbangannya ke Thailand. Semua permintaan itu dikawal Tentara Diraja Malaysia (TDM).

“Pembajak kasih syarat macam-macam. Mobil tangki itu dikirim sama peta-peta yang kita minta. Petanya itu dari TDM,” jelasnya.

Ketika selesai mengisi bahan bakar pesawat, tiba-tiba ada salah satu penumpang histeris. Sontak membuat situasi makin menegangkan.

“Dia teriak dan nangis. Kemudian dari pihak pembajak, saya tanya, ini bagaimana? jasihan ibu itu kasih turun saja. Dari pembajak dikasih izin biar turun saja,” tutur Hedhy.

Ia kemudian menghubungi pihak bandara Penang bahwa ada salah satu penumpang lanjut usia bernama Panjaitan akan diturunkan dari pesawat.

“Saya bilang ke tower Penang, pemumpang ada yang turun ibu Panjaitan. Yasudah kami jemput. Tapi tak pernah dijemput, akhirnya ibu itu berangkat naik mobil tanki,” tandas pria berusia 68 tahun itu. (dan)

Back to top button