Nasional

Elektabilitas Ganjar Moncer, Pengamat: DPP PDI Perjuangan Tak Suka Itu

INDOPOSCO.ID – PDI Perjuangan tidak mengundang Ganjar Pranowo dalam pertemuan partai yang dihadiri Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Semarang, Sabtu (22/5/2021) lalu.

Menurut Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto, Ganjar tidak diundang karena sudah kelewatan atau kebablasan. Ganjar dinilai terlalu berambisi maju nyapres 2024, sehingga meninggalkan norma kepartaian.

Menanggapi hal itu, Pengamat Komunikai Politik M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, Ganjar dinilai mendahului pimpinannya (Megawati) dalam pencapresan di 2024. Padahal Megawati belum menugaskannya.

“Sebagai bawahan, Ganjar dinilai sudah abai dengan norma kesopanan. Padahal seorang pemimpin harus mengedepankan hal itu,” kata M. Jamiluddin Ritonga melalui gawai, Senin (24/5/2021).

“Ganjar juga dinilai terlalu ambisius. Padahal dalam budaya Jawa, seorang calon pemimpin atau pemimpin tidak baik mempertontonkan ambisinya. Pemimpin seperti ini dinilai tidak baik,” imbuhnya.

Jamiluddin menerangkan, dalam peribahasa Jawa disebut “rame ing gawe dan sepi ing pamrih”. Maknanya, dalam setiap kegiatan atau aktivitas tidak pamrih. Bekerjalah seperti air mengalir, tanpa mengharapkan pujian.

“Kalau bekerja dengan hasil baik, dengan sendirinya akan mendapat pujian atau apresiasi. Karena itu, bekerjalah tanpa pencitraan,” terangnya.

Ia menegaskan, nampaknya hal itu yang membuat sebagian petinggi DPP PDI Perjuangan tidak menyukai sikap dan perilaku Ganjar. Ganjar dinilai hanya ingin menonjolkan dirinya sendiri.

Selain itu, PDI Perjuangan sudah menyiapkan Puan Maharani untuk capres 2024. Bila Ganjar terus bergerak menyiapkan diri untuk nyapres, dikhawatirkan elektabilitasnya makin moncer dan ini akan makin sulit dibendung.

Menurut Jamiluddin, PDI Perjuangan belajar pada kasus Megawati yang akan akan nyapres pada 2014. Mega akhirnya terpaksa menyerahkan ke Jokowi karena elektabilitasnya kalah jauh.

Gejala yang sama juga, masih ujar Jamiluddin, bisa terjadi bila Ganjar tidak dibendung jauh-jauh hari. Elektabilitas Puan akan tercecer jauh dengan Ganjar. Kalau ini terjadi, Puan akan mengalami nasib yang sama dengan ibunya.

“Mega tentu tidak ingin kasus yang sama terjadi pada anak tercintanya. Segala cara akan dilakukan untuk membendung Ganjar, termasuk dengan tidak mengundangnya pada acara di Semarang,” tegasnya. (nas)

Back to top button