NU Banten: Jozeph Paul Zhang Tidak Dewasa dalam Beragama

INDOPOSCO.ID – Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten, KH. Matin Syarkowi mengecam keras ucapan Jozeph Paul Zhang yang mengaku sebagai nabi ke-26. Tindakan itu diduga telah menghina dan menistakan Islam.
Terlebih dalam pengakuannya, Jozeph bukanlah penganut agama Islam. Hal ini dapat memicu intoleran diaatar kerukunan agama. Mengingat, Jozeph juga mengaku sebagai salah satu tokoh agama.
Salah satu ulama yang tersohor di Banten itu menilai, pengakuan nabi dari Joseph merupakan adu domba yang dapat memancing kemarahan umat.
“Yang harus disoroti Jozeph ini adu domba membabi buta, soalnya dari agama lain, katanya dia ini Pastur, inikan memancing kemarahan orang lain, umat. Kalau nggak dewasa mengenelarisir umat Kristen menghina, Pastur menghina. Mungkin pesan yang ingin disampaikan itu,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Rabu (21/4/2021).
Menurutnya, agama selalu menjadi isu yang menarik dan akan menjadi banyak sorotan dari publik untuk memecah kerukunan Bangsa. Sehingga, aparat penegak hukum (APH) wajib bergerak cepat untuk menindak tegas.
KH. Matin menutukan, islam tidak mengajarkan umatnya untuk saling menghina dan melukai mahluk hidup di muka bumi. Dalam berdakwah pun diwajibkan menyampaikan materi agama dengan bahasa yang santun guna menghindari perkataan yang menyinggung.
“Toleransi beragama sebetulnya akan menjadi hal yang seksi, isu agama itu sangat seksi, sulit untuk dihindari. Makanya perlu penegakan hukum dalam merkat satu Bangsa satu Tanah Air. Ini tidak boleh terjadi soal itu, penegakan hukum tidak boleh timpang,” paparnya.
Tetapi di sisi lain, perkataan yang dilontarkan Jozeph melalui media sosial ada bagian otokritik untuk umat muslim, perihal cara berdakwah sebagian penceramah. Hal ini harus jadi evaluasi untuk kalangan umat.
“Ada betulnya, apa yang disampaikan itu dari sisi, tidak semua salah yang disampaikan Jozeph, ada juga sebagai otokritik terhadap kita. Bahwa pesan penegakan hukum di situ kurang adil, itu sudah jelas kok. Dalam hal ini bukan membela Jozeph ya, tapi ibroh (hikmah) harus diambil. Ada orang tertentu yang dakwahnya menghina orang lain, ya itu betul. Itu sebuah tantangan kenapa nggak ditangkap. Kalau hal itunya ya harus jadi bahan evaluasi semua,” terangnya.
Ia mengaku tidak aneh ada orang yang mengaku-ngaku nabi. Sebab dalam catatan sejarah, sejak Rasul diutus nabi yang terakhir (ke 25), ditemukan kasus yang sama dengan mengaku nabi utusan Tuhan.
Ia memprediksi, pengakuan semacam utusan Tuhan, bahkan hingga kiamat pun akan tetap ada. Faktornya adalah tidak ada kedewasaan dalam beragama.
“Kalau faktornya pertama historis yang mungkin banyak dilupakan orang. Orang yang mengaku nabi sejak Rasul dulu ada. Ada yang menyamar Isa, nabi Musa juga ada. Samapi setiap zaman itu selau ada. Bia jadi pemicunya adalah ketidakdewasaan dalam beragama. Seolah menjadi pemilik agama, bukan pemeluk agama,” jelasnya.
Salah satu cara meminimalisir kegaduhan pengakuan nabi ini, lanjut dia, pihak kepolisian harus adil dalam menentukan perkara hukum. siapapun yang prilakukan berpotensi membuat permusuhan dan intoleran, harus disikapi tegas tdak boleh diabaikan berlarut-larut.
“Kalau saya meghimbau umat islam tidak terprovokasi. sekali lagi semacam orang semacam ini akan ada sampai kiamat juga. Seperti halnya juga ada mazhab akan berlaku sampai kiamat. Maka kita memilih bersikap arif membangun kemaslahatan, tidak terpengaruh omongan seperti itu,” tuturnya. (son)