Nasional

Partai Gurem Siap-siap Terpental, Begini Analisis Pakar Politik

INDOPOSCO.ID – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyebut, ambang batas parlemen dan presiden idealnya diturunkan. Pasalnya, ambang batas parlemen 5 persen dan presiden 20 persen sesungguhnya untungkan partai besar.

“Usulan ambang batas 5 persen dan 20 persen disetujui oleh DPR, tentu hal itu hanya menguntungkan partai besar. Partai besar akan semakin mapan menghuni Senayan dan akan terus mempertahankan status quo,” ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada INDOPOSCO.ID, Sabtu (23/1/2021).

Menurutnya, partai besar akan terus berupaya meningkatkan ambang batas parlemen dari pemilu ke pemilu. Dengan cara demikian, partai menengah dan partai gurem tinggal menunggu waktu.

“Kalau itu dibiarkan terjadi, heterogenitas rakyat Indonesia akan semakin tidak tercermin di Senayan. Prinsip kebhinekaan terus tergerus dari pemilu ke pemilu dan tidak menutup kemungkinan pada suatu saat akan hilang dari Senayan,” terangnya.

“Tentu anak negeri yang cinta demokrasi tidak akan menghendaki hal itu terjadi. Karena itu, harus diupayakan partai menengah dan gurem agar tetap eksis di Senayan,” imbuhnya.

Untuk itu, ujar Jamiluddin, ambang batas parlemen perlu dikembalikan menjadi 2,5 persen, seperti yang berlaku pada pileg 2009. Kalau ini dapat disepakati, selain tidak banyak suara yang terbuang, juga akan semakin banyak partai yang masuk ke Senayan.

“Idealnya, semua partai yang masuk Senayan diberi hak untuk mengajukan calon presiden dan wakil presiden. Jadi, kalau ada 10 partai yang masuk Senayan, maka akan ada 10 pasang calon presiden dan wakil presiden yang wajib diajukan pada pilpres,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Jamiluddin, partai menengah dan gurem punya hak yang sama dengan partai besar dalam mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden.

“Kalau itu dapat diwujudkan, rakyat akan mendapat banyak suguhan calon presiden dan wakil presiden yang dapat dipilih. Variasi pemilih akan tercermin pada variasi calon yang akan dipilih,” ungkapnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button