Ditelusuri Polresta Bandara Soetta, Begini Cara Pelaku Sindikat TPPO Perdaya Calon Pekerja

INDOPOSCO.ID – Polresta Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) terus menelusuri jejak panjang praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menjerat banyak warga untuk diberangkatkan ke luar negeri secara ilegal.

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa jaringan para pelaku bekerja dalam pola berkelompok, terstruktur, dan lintas daerah, membuat sindikat ini sulit dilacak.

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta Kompol Yandri Mono mengungkapkan, jaringan tersebut terbagi dalam tiga klaster utama yang memiliki fungsi masing-masing. Struktur berlapis itu membuat operasi kejahatan berjalan rapi dan terencana.

“Pola jaringannya selalu berkelompok. Ada klaster perekrut, pengurus dokumen, dan pendana yang menyiapkan tempat bekerja,” katanya kepada INDOPOSCO, Kamis (9/10/2025).

Ia menjelaskan, klaster pertama berperan merekrut calon pekerja migran dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga DKI Jakarta.

Target utama mereka adalah warga berpenghasilan rendah yang tergiur janji pekerjaan mudah dan gaji besar di luar negeri.

“Mereka datang langsung ke daerah-daerah, membujuk warga dengan iming-iming pendapatan besar dan keberangkatan cepat,” ujarnya.

Selain itu, klaster kedua bertugas menyiapkan sekaligus memalsukan dokumen keberangkatan, mulai dari paspor, visa, hingga surat rekomendasi kerja.

Dengan memanfaatkan celah administratif, kelompok ini mampu meloloskan korban melalui jalur resmi bandara.

“Semua dokumen dibuat seolah sah agar korban bisa lolos pemeriksaan,” ujar Yandri.

Sementara klaster ketiga menjadi pengendali lapangan sekaligus penyandang dana.

Mereka menanggung seluruh biaya operasional, menyiapkan tiket, akomodasi, hingga penempatan kerja di luar negeri, dan memiliki koneksi dengan pengguna tenaga kerja di negara tujuan.

“Mereka yang mengatur pendanaan dan tempat bekerja. Semua sistematis,” jelasnya.

Menurut Yandri, pengungkapan jaringan TPPO biasanya berawal dari aksi pencegahan calon korban di bandara.

Calon pekerja yang terdeteksi hendak
berangkat tanpa prosedur resmi langsung diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Setiap pengungkapan dimulai dari korban yang kami cegah. Dari sana kami petakan siapa saja yang terlibat,” ucapnya.

Hasil pemeriksaan korban menjadi pintu bagi penyidik membongkar rantai pelaku lintas daerah.

Struktur jaringan disebut semi hierarkis setiap klaster tidak saling mengenal penuh namun terhubung lewat perantarasehingga sulit ditelusuri.

“Mereka beroperasi cerdas. Karena itu, pengungkapan otak pelaku butuh waktu dan kolaborasi antarinstansi,” tutur Yandri.

Sebelumnya, Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Pol Rondald Sipayung menegaskan telah memperkuat koordinasi dengan Kantor Imigrasi dan BP3MI Banten guna mempersempit ruang gerak para pelaku.

“Kami tidak hanya menindak pelaku, tapi memastikan setiap calon pekerja migran terlindungi dari kejahatan perdagangan orang. Pencegahan lebih penting daripada penindakan,” pungkasnya. (fer)

Exit mobile version