Megapolitan

Sampah Jadi Masalah di Desa Lengkong Kulon, PkM UT Terjun Langsung ke Masyarakat

INDOPOSCO.ID – Sampah menjadi bagian masalah di Desa Lengkong Kulon, Kabupaten Tangerang, Banten.

Kepala Desa Lengkong Kulon, Muhammad Sohib mengatakan, produksi sampah rumah tangga warga Lengkong Kulon setiap minggu mencapai 1 hingga kendaraan pick up. Dan pengolahan sampah selama ini kerap menimbulkan masalah.

“Sampah kering selama ini bisa dimanfaatkan masyarakat melalui bank sampah, sehingga memiliki nilai ekonomis. Dan penanganan sampah basah selama ini kerap menjadi masalah kami,” ujar Sohib ditemui INDOPOSCO di sela-sela program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Terbuka di Desa Lengkong Kulon, Selasa (29/7/2025).

Ia menuturkan, rendahnya kesadaran warga memperburuk pengolahan sampah di Desa Lengkong Kulon. Warga kerap sembarang membuang sampah di perbatasan desa.

“Kami berharap dengan program PkM UT bisa meningkatkan literasi kesadaran warga kepada penanganan sampah,” katanya.

Selain masalah sampah, masih ujar Sohib, kompetensi aparatur desa menjadi kebutuhan saat ini. Di era digital saat ini, kemampuan aparatur desa dituntut mampu memberikan cepat kepada masyarakat.

“Kami menyambut baik program PkM dari UT, harapan masalah sampah bisa teratasi. Dan program S1 Aparatur desa dengan rekognisi pembelajaran lampau (RPL) bisa meningkatkan kompetensi aparatur desa,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat PkM: UT, Heriani mengatakan, tujuan program PkM untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat. Khususnya Karang Taruna, ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), dan guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), dalam membangun lingkungan yang bersih, sehat, hijau, dan memiliki kemampuan literasi pangan serta bahasa Inggris sederhana.

“Penyuluhan dan pelatihan tentang literasi lingkungan, literasi pangan, dan pengenalan bahasa Inggris sederhana di bawah tim PkM Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik,” kata Heriani.

Sementara, lanjut dia, untuk pelatihan pembuatan toilet ramah lingkungan untuk mewujudkan sanitasi yang sehat di bawah tim PkM Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik. Pelatihan aparatur desa tentang sistem pemerintahan desa dan tata Kelola pemerintahan desa di bawah tim PkM Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik).

“Untuk pelatihan sistem keuangan desa di bawah tim PkM Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik,” ucapnya.

Dikatakan dia, gerakan “Lengkong Kulon Hijau dan Bebas Sampah” melalui aksi bersih desa, penanaman pohon, pengelolaan sampah berbasis reduce-reuse-recycle (3R), serta pengelolaan pangan sehat.

“Pemberdayaan guru PAUD agar mampu menanamkan kesadaran lingkungan dan pengenalan bahasa Inggris sejak usia dini,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan, UT Daniel Pasaribu mengatakan, pentingnya sanitasi dan pengelolaan sampah menjadi penting. Pasalnya, toilet yang tidak layak dan pengelolaan sampah yang buruk menimbulkan masalah di Desa Lengkong Kulon.

“Kami ingin bekali Karang Taruna dengan keterampilan praktis, agar mereka dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju desa sehat dan bebas sampah,” ujar Daniel.

Hal yang sama diungkapkan Koordinator PkM Nasional UT, Desa Lengkong Kulon, Roman Hadi Saputro mengatakan, program RPL bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa. Program penyetaraan tersebut disesuaikan dengan jabatan aparatur desa.

“Untuk jabatan Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala BPD mendapat potongan 17 mata kuliah. Sementara jabatan kasi, Kaur dan anggota BPD 12 mata kuliah,” beber Roman.

Ia menambahkan, untuk mendapatkan program RPL tersebut calon mahasiswa harus memiliki sertifikat pelatihan. Rencananya pelatihan aparatur desa dilakukan pada Agustus dan September mendatang. “Sertifikat menjadi syarat aparatur desa bisa mendapatkan RPL pada program S1 Aparatur Desa UT,” katanya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button