Megapolitan

Kasus Kakek Poniman Diakhiri Restorative Justice, Polresta Bandara Soetta Beri Bantuan Kemanusiaan

INDOPOSCO.ID – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan sisi humanis dalam penegakan hukum.

Tak hanya menyelesaikan kasus pencurian secara damai, jajaran penyidik juga turun langsung memberikan bantuan kepada Poniman (68), kakek yang sempat diamankan lantaran mencuri ponsel di Masjid Nurul Barkah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten hanya demi bisa membeli beras.

Kepala Satreskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Yandri Mono, mengatakan bantuan berupa sembako dan uang tunai tersebut diberikan sebagai bentuk kepedulian sosial.

“Kami berikan bantuan ini setelah proses restorative justice selesai. Ini murni atas pertimbangan kemanusiaan,” katanya saat mengunjungi rumah Poniman di Kampung Sungapan, Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (23/6/2025).

Menurutnya, bantuan yang diserahkan berupa beras, minyak goreng, mi instan, gula, dan uang tunai. Seluruh bantuan merupakan hasil urunan anggota Satreskrim.

“Kami tahu, Pak Poniman mencuri bukan karena niat jahat, tapi karena desakan kebutuhan. Istrinya juga sedang sakit. Kami tidak bisa tinggal diam,” ujar Yandri.

Sebelumnya, Poniman sempat ditangkap karena mencuri ponsel milik Arlan Sutarlan yang tertidur setelah salat Zuhur di masjid.

Ia mengaku nekat karena tak punya uang, sudah menganggur 1,5 tahun setelah bekerja 18 tahun sebagai sopir ekspedisi. Ponsel yang ia curi dijual seharga Rp250 ribu dan digunakan untuk membeli beras.

Kasus tersebut akhirnya dihentikan setelah Arlan sepakat menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Poniman juga telah mengganti rugi ponsel yang dijualnya.

“Kami anggap selesai. Tidak semua pelanggaran hukum harus berujung penjara. Ini bukti pendekatan restoratif bisa memberi keadilan yang lebih menyentuh nurani,” jelas Yandri.

Sementara itu, Kapolresta Bandara Soetta Kombes Ronald Sipayung meminta jajarannya agar lebih peka terhadap kondisi masyarakat kecil.

“Masih banyak yang hidupnya jauh dari cukup. Rasa syukur bisa ditunjukkan dengan melayani masyarakat secara ikhlas,” tegasnya.

Di rumah sederhananya, istri Poniman, Tarpiah (57), hanya bisa menangis haru saat polisi datang.

“Saya syok waktu tahu suami saya ditangkap. Gula darah saya langsung naik,” ungkapnya.

Tarpiah sendiri sudah lama menderita diabetes dan sakit lambung. Pasangan lansia ini hidup tanpa penghasilan tetap.

“Suami bekerja sebagai sopir tembak ekspedisi,” pungkasnya. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button