Megapolitan

Dokter Tirta Duga Ada Empat Oknum Bantu Rachel Vennya Kabur dari Karantina

INDOPOSCO.ID – Dokter dan influencer Tirta Mandira Hudhi menduga oknum aparat yang membantu selebgram Rachel Vennya melarikan diri dari tempat karantina di Wisma Atlet Pademangan, Jakarta tidak satu orang.

Menurutnya, permasalahan Rachel Vennya berawal sejak mendarat di Indonesia setelah pulang dari Amerika Serikat. Dia seharusnya menjalani karantina di hotel dan bukan dibawa ke Wisma Atlet.

“Oknum pertama, dari dia nurunin di bandara. Itu harus diselidiki. Bukan hanya satu oknum, nggak mungkin dong, ‘sini bro sama gua’ ngga bisa,” kata Dokter Tirta dalam YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (20/10/2021).

Baca Juga : Polisi: Rachel Vennya Kena Pidana Kabur dari Isolasi

Ia merinci persoalan lain dari karantina Rachel ialah ketika dia satu kamar dengan pacaranya, Salim Nauderer. Padahal, jika tidak ada hubungan darah hal tersebut dilarang.

“Isolasi terpusat itu tidak boleh sekamar, kalau bukan keluarga. Itu jadi masalah lagi,” tutur Tirta.

Selain itu, waktu menjalani karantina hanya tiga hari. Seharusnya jika sesuai ketentuan yang berlaku adalah lima hari. Anggapan pulangnya Rachel itu karena prosedur yang tidak sesuai.

Padahal, dari awal pun prosedur yang dijalani oleh Rachel pun sudah tidak sesuai.

“Lah dari awal sudah salah prosedurnya, nah yang bawa pulang itu siapa? Setelah pulang dia langsung ke Bali. Kalau kita ke Bali itu pakai aplikasi PeduliLindungi, yang kita akan ke-track riwayatnya. Lah masa ini nggak ke-track riwayatnya bepergian terakhir?” ucapnya keheranan.

Maka, ia menduga oknum aparat yang membantu Rachel bisa keluar dari Wisma Atlet Pademangan lebih dari satu orang.

“Berarti ada empat oknum dong. Oknum yang mengawal dia dari pesawat, oknum membawa ke Wisma Atlet, oknum membawa pulang dan oknum membawa ke Bali,” ujar Tirta.

Rachel Vennya terkonfirmasi kabur dari karantina Wisma Atlet setelah bepergian dari Amerika Serikat. Hasil penyelidikan Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya), terdapat oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) bagian Pengamanan Satuan Tugas (Satgas) di Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta yang diduga melakukan tindakan non-prosedural. (dan)

Back to top button