INDOPOSCO.ID – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengakui penutupan objek wisata merupakan kebijakan dadakan. Ia berharap jangan ada lagi kebijakan yang dadakan seperti kebijakan penutupan tempat wisata di Banten.
Zaki mengatakan instruksi Gubernur Banten terkait penutupan wisata memang dadakan. Walaupun mendadak, lanjut Zaki, tapi merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan demi meminimalisir penyebaran Covid-19 di Banten.
“Katanya memang kebijakan ini tidak populer dan dadakan, yang tentu saja berdampak banyak sekali keluhan-keluhan dan yang tidak setuju di beberapa lokasi wisata yang ada di Kabupaten Tangerang, sama dengan yang terjadi di Serang dan Pandeglang juga di daerah-daerah lain. Tapi alhamdulillah secara umum, komunikasi dapat berjalan dengan baik dan Insya Allah Pemkab Tangerang akan memberikan bantuan kepada para pedagang yang terkena dampak penutupan tempat wisata di Kabupaten Tangerang,” ujar Zaki melalui keterangan tertulis, Kamis (20/5/2021).
Zaki berharap, ke depan tidak terjadi lagi keputusan-keputusan yang dadakan untuk hal-hal yang strategis.
“Mungkin ada baiknya kita mempersiapkan opsi-opsi ataupun langkah-langkah mitigasi dengan pertimbangan dan perhitungan yang matang,” ujarnya.
Bupati Tangerang meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk mengirimkan alat tes antigen ataupun Polymerase Chain Reaction (PCR), begitu juga dengan vaksin karena Kabupaten Tangerang sudah siap 15 ribu vaksin per hari.
“Jadi kalau ada distribusi vaksin dari kementerian ataupun pusat, Kabupaten Tangerang juga mohon dipertimbangkan dan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin dengan jumlah yang sangat banyak karena jumlah populasi di Kabupaten Tangerang adalah yang paling tinggi di Provinsi Banten,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, keputusannya berupa larangan atau penutupan tempat wisata itu adalah kebijakan yang sangat tidak populer.
Keputusan tersebut terpaksa diambil, kata Wahidin, demi kepentingan masyarakat luas, agar tidak terjadi penularan Covid-19 di tempat wisata.
“Kita memahami adanya protes dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang kita ambil, itu adalah wajar karena dari sekian banyak yang taat ada saja yang tidak taat, tapi kita mengutamakan kemaslahatan dan keselamatan meskipun pahit dirasakan tetapi itu semua demi kebaikan,” ujar Wahidin.
Wahidin mengapresiasi kerja keras para bupati/wali kota dan jajarannya serta Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terlebih lagi kepada jajaran yang berada di garda terdepan yang ada di jalan sepanjang Lebaran, dan tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
“Mereka selalu melayani masyarakat baik dari TNI, Polri, Satpol PP (satuan polisi pamong praja) dan lain sebagainya yang memang di tengah suasana Idulfitri tidak pulang kampung, tetapi justru malah ada di lapangan termasuk dokter dan tenaga kesehatan yang telah mengorbankan waktunya sepanjang waktu untuk melayani masyarakat,” ujarnya. (dam)