Heboh! Istri PM Kamboja Sebar Foto Palsu, Tuduh Thailand Gunakan Gas Beracun

INDOPOSCO.ID – Kamboja dan Thailand kembali bersitegang di dunia maya setelah Pich Chanmony, istri Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet, memicu kontroversi lewat unggahan di Facebook yang menuding Thailand menggunakan gas beracun di perbatasan.
Namun tudingan itu segera dibantah keras oleh pihak Thailand. Pasalnya, foto yang dibagikan Chanmony ternyata bukan gambar operasi militer, melainkan dokumentasi misi pemadaman kebakaran hutan di California, Amerika Serikat (AS).
“Klaim tersebut tidak berdasar dan sepenuhnya salah,” tegas Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) dalam pernyataan resmi di akun Facebook mereka, seperti dikutip dari situs Nation Thailand, Senin (28/7/2025).
“Ini adalah berita palsu yang sedang beredar luas di media sosial Kamboja,” lanjutnya.
Dalam konteks unggahan Chanmony, foto itu seolah menjadi bukti nyata penggunaan senjata kimia berwarna merah muda oleh Thailand terhadap wilayah Kamboja. Namun, fakta membuktikan sebaliknya.
“Itu adalah retardan kebakaran, bukan zat beracun,” ujar seorang sumber internal RTAF.
“Bahan tersebut digunakan untuk mengendalikan kebakaran hutan dan diproduksi di Pusat Produksi Senjata milik kami,” sambungnya.
Retardan tersebut memang memiliki warna merah muda mencolok, sama seperti bahan kimia yang kerap digunakan dalam operasi pemadaman api dari udara. Thailand juga disebut pernah mengimpor Phos-Chek, produk pemadam kebakaran hutan asal AS, untuk tujuan yang sama.
Sebelum unggahan Chanmony viral, Letnan Jenderal Maly Socheata dari Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja juga sempat melontarkan tuduhan serupa. Ia menyebut militer Thailand telah menggunakan senjata kimia dalam operasi di wilayah sengketa perbatasan. Namun hingga kini, belum ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
Meski belum berdampak pada hubungan resmi antarnegara, insiden ini menyoroti betapa cepatnya disinformasi menyebar di era digital, terlebih jika dilakukan oleh tokoh publik.
“Sebagai istri perdana menteri, Chanmony memiliki tanggung jawab moral dalam setiap pernyataan yang ia buat di media sosial,” ujar pengamat hubungan internasional dari Universitas Chulalongkorn.
Postingan itu kini telah dihapus, namun jejak digitalnya telanjur memicu ketegangan. Beberapa netizen Kamboja membela Chanmony, sementara warga Thailand ramai-ramai mengecam apa yang mereka anggap sebagai provokasi tidak berdasar. (her)