Sepakati Gencatan Senjata, Thailand dan Kamboja Ungkap Harapan Logis

INDOPOSCO.ID – Kamboja dan Thailand sepakat untuk menghentikan seluruh aksi militer secara menyeluruh mulai Senin (28/7/2025) malam pukul 23:59 waktu setempat di Putrajaya, Malaysia. Keputusan penting ini dicapai melalui mediasi intensif oleh Ketua ASEAN sekaligus Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, dan didukung penuh oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kesepakatan gencatan senjata ini mengakhiri lima hari bentrokan bersenjata yang menewaskan personel militer dan warga sipil dari kedua belah pihak, serta menimbulkan kerusakan pada fasilitas umum dan situs bersejarah, termasuk Candi Preah Vihear yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.
PM Kamboja, Hun Manet dan Penjabat PM Thailand, Phumtham Wechayachai menyatakan komitmen mereka terhadap penghentian konflik secara segera, dengan harapan dapat memulihkan hubungan bilateral dan membawa kawasan kembali ke jalur stabilitas dan perdamaian.
“Kamboja dan Thailand telah mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut: Gencatan senjata segera dan tanpa syarat, berlaku mulai pukul 24:00 waktu setempat pada 28 Juli 2025. Ini merupakan langkah awal yang penting menuju de-eskalasi dan pemulihan perdamaian serta keamanan,” demikian bunyi pernyataan bersama yang dibacakan oleh Anwar seperti dikutip dari The Phnom Penh Post, Selasa (29/7/2025).
Kedua pihak juga akan mengadakan pertemuan informal antara para komandan regional, termasuk Komando Wilayah Militer 1 dan 2 dari Thailand serta Wilayah Militer 4 dan 5 dari Kamboja, pada pukul 07.00 pagi tanggal 29 Juli. Pertemuan ini akan diikuti dengan pertemuan Atase Pertahanan, yang akan dipimpin oleh Ketua ASEAN, jika disepakati oleh kedua belah pihak. Pertemuan Komite Perbatasan Umum (General Border Committee/GBC) dijadwalkan pada 4 Agustus dan akan diselenggarakan di Kamboja dengan kehadiran kedua negara.
“Sebagai Ketua ASEAN saat ini, Malaysia siap untuk mengoordinasikan tim pengamat guna memverifikasi dan memastikan pelaksanaan kesepakatan ini. Malaysia juga akan berkonsultasi dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk berpartisipasi dalam upaya pengamatan ini, mencerminkan komitmen regional dalam mendukung perdamaian di lapangan,” lanjut pernyataan tersebut.
Kedua kerajaan bertetangga ini juga akan melanjutkan komunikasi langsung di tingkat perdana menteri, serta melalui menteri luar negeri dan pertahanan.
Para menteri luar negeri dan pertahanan dari Malaysia, Kamboja, dan Thailand ditugaskan untuk menyusun mekanisme terperinci mengenai pelaksanaan, verifikasi, dan pelaporan atas kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Pernyataan resmi dari pihak Thailand menegaskan bahwa gencatan senjata ini bukan hanya langkah taktis, tetapi juga cerminan dari komitmen politik untuk meredakan ketegangan dan membuka ruang dialog konstruktif antar kedua negara.
“Hasil hari ini mencerminkan keinginan Thailand untuk menyelesaikan konflik secara damai, sembari tetap melindungi kedaulatan dan keselamatan rakyat kami. Kami sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata ini dengan itikad baik dari kedua belah pihak,” ujar Penjabat PM Thailand, Phumtham Wechayachai.
Sementara itu, PM Kamboja, Hun Manet menyampaikan harapannya agar hasil pertemuan hari ini menjadi landasan bagi kedua negara untuk melangkah maju dalam pembicaraan bilateral guna kembali ke situasi normal, serta menjadi dasar bagi upaya de-eskalasi di masa depan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Anwar atas penyelenggaraan pertemuan yang menghasilkan gencatan senjata tersebut, serta menyampaikan apresiasinya kepada Donald Trump atas peran mediasi, dan kepada pemerintah Tiongkok atas keterlibatan dan dukungannya dalam pertemuan hari ini,” kata Manet. (her)