Internasional

Konflik Thailand–Kamboja, BKSAP DPR RI Dorong ASEAN Cari Solusi Damai

INDOPOSCO.ID – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

BKSAP mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menghentikan kekerasan, dan mengedepankan solusi damai melalui jalur diplomasi.

Bentrok bersenjata yang terjadi telah menyebabkan warga sipil menjadi korban jiwa. Dilaporkan bahwa sebanyak 14 warga sipil meninggal dunia, dan ratusan warga terluka. Situasi ini menimbulkan duka tidak hanya bagi masyarakat kedua negara, tetapi juga menjadi perhatian kawasan secara keseluruhan.

“Indonesia percaya, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan lewat dialog. Satu langkah damai bisa menyelamatkan ribuan nyawa,” ujar Mardani Ali Sera dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

BKSAP juga menegaskan bahwa semangat ASEAN sebagai komunitas yang menjunjung tinggi perdamaian, stabilitas, dan kerja sama regional harus terus dijaga. Dalam semangat kebersamaan, BKSAP percaya bahwa tantangan sebesar apapun dapat diatasi melalui komunikasi terbuka dan saling pengertian.

“BKSAP DPR RI mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk merespons situasi ini dengan semangat solidaritas regional. BKSAP juga mendorong pemanfaatan forum-forum ASEAN sebagai wadah mediasi dan dialog damai,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.

Indonesia siap mendukung setiap upaya menuju gencatan senjata dan pemulihan kepercayaan antara kedua negara sahabat tersebut. Prinsip ‘Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih kurang’ bukan sekadar ungkapan, ia adalah pondasi dalam membangun Asia Tenggara yang damai dan bersatu.

Kekerasan yang telah lama membayangi perbatasan Thailand dan Kamboja akhirnya meledak menjadi konflik bersenjata terbuka. Pada Kamis (24/7/2025) malam, tembakan pertama Kamboja pun dilepaskan ke Negeri Gajah Putih.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, 14 nyawa melayang dan sedikitnya 46 orang terluka. Lebih dari 110 ribu penduduk sipil kini menjadi pengungsi, dipaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan dari kobaran konflik.

Militer kedua negara terlibat baku tembak intens. Bahkan, jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) kabarnya dikerahkan oleh Thailand dalam serangan udara balasan. Ketegangan yang selama ini tertahan akhirnya mencapai titik didih, dan masing-masing pihak saling menyalahkan atas meletusnya eskalasi. (dil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button