Internasional

Pakar: Penyelesaian Konflik Timur Tengah Ada di Tangan Rakyat AS dan Israel

INDOPOSCO.ID – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) dan Sekolah Tinggi Hukum Militer Hikmahanto Juwana berpendapat, solusi menghentikan eskalasi peperangan antara Iran dengan Israel selain melalui diplomasi perdamaian, bisa juga lewat gerakan sosial yang mendorong perubahan politik.

Tensi konflik di Timur Tengah semakin memanaskan, apalagi Amerika Serikat (AS) ikut campur menyerang situs nuklir Iran. Ada tiga lokasi yang diserang yaitu Natanz, Fordow, dan Isfahan.

“Penyelesaian ini harus ada atau di tangan rakyat Amerika Serikat atau Israel karena apa mereka ini yang punya suara untuk setuju atau tidak setuju dengan pemimpinnya,” kata Hikmahanto kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Senin (23/6/2025).

Kemungkinan jika ada gelombang penolakan dari masyarakat Amerika Serikat maupun Israel, bisa saja pemimpinya digulingkan di tengah jalan. Mengingat peperangan berdampak buruk terhadap seluruh aspek kehidupan.

“Jadi sekali lagi, mungkin penyelesaiannya suara dari rakyat atau people power yang kemudian akan menurunkan pemimpin-pemimpin yang lebih suka perang daripada damai,” ucap Hikmahanto.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia didorong bergabung dengan sejumlah negara yang berpihak pada perdamaian untuk mengatasi konflik antara Iran dengan Israel. Sekaligus mencegah perang dunia III. “Sekali lagi, upaya Indonesia adalah berpihak kepada perdamaian,” ucap Hikmahanto.

Sejumlah negara menyerukan perdamaian sebagai respons situasi di Timur Tengah. Di antaranya 23 negara termasuk Indonesia. Negara yang mayoritas muslim itu menyerukan diturunkannya ketegangan di Timur Tengah.

Sikap tersebut diunggah dalam website resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia. 23 negara itu yaitu, Republik Demokratik Rakyat Aljazair, Kerajaan Bahrain, Brunei Darussalam, Republik Chad, Uni Komoro, Republik Djibouti, Republik Arab Mesir, Republik Gambia, Republik Indonesia, Republik Irak.

Kerajaan Hashemite Yordania, Negara Kuwait, Negara Libya, Republik Islam Mauritania, Malaysia, Republik Islam Pakistan, Negara Qatar, Kerajaan Arab Saudi, Republik Federal Somalia, Republik Sudan, Republik Turki, Kesultanan Oman, dan Uni Emirat Arab.

Termasuk Jepang, China, Korea Utara, Australia mendorong de-eskalasi konflik. Meski sebagian dari negara itu bersikap berbeda terhadap serangan AS.

“Jadi harapan kita Indonesia bisa berkoalisi dengan negara-negara yang sepakat diadakannya perdamaian. Perdamaian ini lah yang akan mencegah terjadinya pernah dunia ke-3,” imbuh Hikmahanto. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button