RS Indonesia di Gaza, Pengamat: Itu Simbol Kepedulian Kita Terhadap Rakyat Palestina

INDOPOSCO.ID – Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza diserang lagi dan dilumpuhkan pada Minggu 18 Mei 2025 oleh militer Israel. Pengamat Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat mengecam tindakan tersebut.
Ia mengatakan, RS Indonesia di Gaza bukan sekadar bangunan medis. Itu merupakan simbol kepedulian Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina, juga simbol solidaritas dari bangsa Muslim terbesar di dunia.
“Saat Israel menggempur dan merusak RS Indonesia di Gaza, bukan hanya alat medis yang dihancurkan, tetapi juga harapan bagi ribuan warga sipil yang menggantungkan hidupnya pada pertolongan pertama,” ungkap Achmad melalui gawai, Senin (19/5/2025).
“Apakah kita akan tetap jadi penonton, atau justru bangkit menjadi subjek utama dalam perjuangan kemanusiaan global,” sambung Achmad.
Ia menyebut, serangan brutal terhadap RS Indonesia di Gaza menelanjangi dua hal sekaligus: kejahatan kemanusiaan yang terus berlangsung dan kerapuhan tatanan internasional dalam melindungi yang paling rentan.
“RS Indonesia di Gaza itu seperti lentera kecil di tengah gelapnya malam Gaza,” ucapnya.
“Ketika lentera itu dipadamkan paksa, maka dunia harus bertanya siapa yang akan menyalakan kembali cahaya harapan itu,” imbuhnya.
Ia menegaskan, Indonesia sebagai pemilik lentera itu harus menyalakan cahaya lebih besar, lebih kuat, dan lebih nyata. “Dunia saat ini hanya membisu atau sekadar mengutuk dengan kata-kata kosong,” ujarnya.
Ia mengatakan, Liga Arab saat ini lumpuh secara politik dan diplomatik. Banyak negara muslim memilih jalan kompromi atau diam demi kepentingan bilateral mereka.
“Di tengah kekosongan kepemimpinan ini, Indonesia punya legitimasi moral dan sejarah untuk mengambil alih tongkat komando moral,” ujarnya.
“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia bukan hanya punya kewajiban religius, tetapi juga tanggung jawab geopolitik untuk bersuara lantang,” imbuhnya.
Ia menegaskan, Indonesia memiliki rekam jejak panjang dalam diplomasi damai. Dari peran aktif di Gerakan Non-Blok hingga penyelesaian konflik di Aceh.
“Maka ketika Gaza berteriak minta tolong, suara Indonesia harus bukan lagi bisikan, tapi seruan yang menggetarkan dunia,” tegasnya. (nas)