Internasional

Perdana Menteri Israel Sebut Invasi Darat ke Gaza Ditentukan oleh Kabinet Perang

INDOPOSCO.ID – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Netanyahu juga berjanji akan “menghujani api neraka” ke Hamas. Namun dia menolak memberikan rincian kapan invasi darat akan dimulai.

Sebanyak 1.400 korban tewas dalam serangan mendadak para pejuang Hamas di Israel selatan dan menyandera ratusan orang awal bulan ini.

Netanyahu mengatakan keputusan mengenai kapan pasukan akan masuk ke Gaza akan diambil oleh kabinet perang khusus pemerintah.

“Semua militan Hamas hancur. Pasukan bekerja sepanjang waktu,” katanya seperti dikutip Sky News, Kamis (26/10/2023).

“Saya ingin memperjelas, waktu pengoperasian pasukan pertahanan Israel (IDF) ditentukan dengan suara bulat oleh kabinet yang menjalankan perang bersama dengan kepala staf umum,” tambahnya.

“Kami bekerja untuk mengamankan kondisi optimal terbaik untuk operasi mereka selanjutnya,” ujarnya.

Dia menyerukan kepada warga Israel untuk tidak melupakan sejenak pun mereka yang tewas dalam serangan Hamas.

“Ini seperti menancapkan ribuan anak panah ke jantung kita yang sedang berdarah. Akan ada hari berkabung nasional yang dikhususkan untuk mengenang para korban,” ungkapnya.

Dia juga terus mendesak masyarakat untuk mengungsi ke selatan Gaza dan mengatakan negaranya membantu warga untuk mendapatkan senjata pribadi mereka dengan cara yang terkendali.

“Peran saya adalah memimpin negara ini dan rakyat menuju kemenangan penuh atas musuh-musuh kita. Bersama-sama kita akan berjuang dan bersama-sama kita akan menang,” katanya.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sepertiga rumah sakit di Gaza dan hampir dua pertiga klinik layanan kesehatan primer terpaksa ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa mereka harus menghentikan operasi pada Rabu malam karena berkurangnya pasokan bahan bakar.

Kurangnya sumber daya dan banyaknya korban luka membuat perawatan di rumah sakit menjadi sulit karena jet Israel terus menyerang wilayah tersebut, tempat tinggal 2,3 juta orang.

Tom White, Direktur UNRWA, mengatakan kekhawatiran utama adalah Gaza akan kehabisan bahan bakar.

“Kami benar-benar perlu menemukan solusi terhadap situasi bahan bakar. Jika tidak, operasi bantuan kami akan terhenti. Masyarakat tidak akan memiliki akses terhadap air minum bersih dan rumah sakit akan ditutup,” katanya.

“Bahkan jika konvoi datang ke Gaza , kami tidak akan memiliki bahan bakar di truk kami untuk mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan tersebut,” tuturnya.

Menyusul blokade bantuan, Israel mengizinkan sejumlah kecil truk melintasi perbatasan dari Mesir ke Gaza tetapi terus melarang bahan bakar yang diperlukan untuk menggerakkan generator rumah sakit, demi mencegah Hamas menyita bantuan tersebut.

Sebanyak 20 truk lainnya melintasi perbatasan Rafah pada Selasa malam, namun badan-badan PBB mengatakan bantuan yang dibutuhkan lebih dari 20 kali lipat untuk masyarakat. (dam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button