Israel Tunda Lakukan Serangan Darat ke Gaza untuk Hindari Jebakan Hamas

INDOPOSCO.ID – Diplomat terkemuka Israel mengatakan pasukan pertahanan Israel menunda untuk melancarkan invasi darat ke Gaza karena pasukannya akan jatuh ke dalam perangkap mematikan yang dibuat oleh Hamas jika mereka masuk terlalu cepat.
Emmanuel Nahshon, pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan bukan hal yang buruk jika angkatan bersenjata bertindak lambat karena krisis penyanderaan yang sedang berlangsung.
Hamas menawan lebih dari 220 orang, termasuk anak-anak dan orang asing, sebagai bagian dari serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober. Empat sandera telah dibebaskan namun sisanya masih ditahan.
Diplomat tersebut menanggapi pertanyaan dari Sky News tentang apakah pemerintah Israel telah menunda antisipasi serangan darat ke Gaza karena adanya sandera dan kekhawatiran di antara sekutu seperti AS dan Inggris bahwa tindakan militer Israel akan menyebabkan eskalasi regional.
Nahshon, Wakil Direktur Jenderal senior diplomasi publik di Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan serangan Hamas dirancang pertama untuk meneror rakyat Israel dan kedua untuk mendorong para pemimpin politik dan militer agar bergegas membawa tentara ke Gaza.
“”Hal ini akan menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) jatuh ke dalam semua perangkap yang dipersiapkan dengan cermat oleh Hamas”, katanya pada konferensi pers di Kota Sderot, dekat Gaza seperti dilansir Sky News, Rabu (25/10/2023).
“Kami tahu bahwa jika kami memasuki Jalur Gaza pada hari pertama, atau kedua atau ketiga, kami akan jatuh ke dalam perangkap mematikan dan itu mungkin berarti kerugian yang sangat besar dalam hal jumlah tentara Israel. Jadi kami meluangkan waktu karena kami memahami bahwa kami harus berhati-hati. Kami memahami bahwa kami tidak hanya berjalan ke tempat yang tidak bersalah,” katanya.
“Militer kami meluangkan waktu yang diperlukan. Militer kami juga perlu mempersiapkan para prajurit menghadapi situasi unik ini,” tuturnya.
“Invasi darat besar-besaran ke Gaza bukanlah cara yang kami bayangkan dalam hubungan kami dengan wilayah tersebut. Jadi kita perlu mempersiapkan prajuritnya,” tambahnya.
“Kita juga perlu memiliki kecerdasan maksimal untuk memahami dengan tepat apa yang sedang kita hadapi,” lanjutnya.
“Adalah masuk akal untuk mengatakan, Oke, mari kita tunggu sebentar sampai kita yakin 100 persen apa yang akan kita lakukan,” kata Nashon.
Dia kemudian membandingkan waktu yang diperlukan antara serangan Al Qaeda pada 11 September di AS dan invasi pimpinan Amerika ke Afghanistan untuk memburu kelompok tersebut.
Diplomat tersebut juga menyebutkan waktu yang dibutuhkan koalisi pimpinan AS untuk mempersiapkan serangannya terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
“Bukan hal yang buruk untuk meluangkan waktu Anda, terutama mengingat krisis penyanderaan Anda sedang berjalan secara paralel,” tegasnya.
Dia mengecilkan spekulasi di media Israel tentang ketegangan antara militer dan kantor perdana menteri mengenai waktu serangan darat.
“Dengan menunggu, kami menerima persetujuan dan dukungan terus-menerus dari komunitas internasional. Komunitas internasional berdiri bersama Israel dan kami meluangkan waktu dan saya pikir hal ini dapat dipercaya,” tutupnya. (dam)