Internasional

Krisis Kesehatan, GFI Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Penyintas Agresi Gaza

INDOPOSCO.ID – Bantuan kemanusiaan terus mengalir kepada korban agresi militer Israel ke Gaza. Ribuan korban meninggal dunia dan ribuan lainnya terpaksa harus dievakuasi ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Banyak akses mulai terputus, dari listrik hingga air bersih. Bahkan, hampir tidak ada lagi tempat yang aman di Gaza, mulai kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak serta lansia.

“Kami bersama relawan lokal Gaza menyalurkan bantuan emergency response untuk penyintas konflik kemanusiaan di Gaza. Dari mulai bantuan paket makanan hotmeals hingga obat-obatan,” Head of Program and Partnership Golden Future Indonesia Muhammad Ebrian dalam keterangan, Sabtu (21/10/2023).

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga memberikan bantuan berupa dana, agar meringankan beban korban di Gaza. Upaya ini, lanjut dia, merupakan bentuk dukungan kepada negara Palestina agar terbebas dari penjajahan.

“Ini selaras dengan pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” jelasnya.

“Ada 2,3 juta rakyat Gaza yang terancam, Saat ini fokus kami merespon bantuan emergency bagi masyarakat sipil, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya,” imbuhnya.

Ia mengatakan, berbagai cara akan di tempuh sesuai alur koordinasi dengan para pemangku kepentingan strategis, dan berbagai stakeholder. Untuk memberikan dukungan atas permasalahan krisis kemanusiaan berkepanjangan di Palestina.

“Kami semua berharap kedamaian, tidak ada lagi konflik dan peperangan lagi serta kekerasan Israel di atas tanah Palestina,” ujarnya.

Diketahui, akibat dari pemutusan saluran energi oleh Pemerintah Israel, saat ini pasokan listrik ke Gaza hanya cukup untuk 2—3 jam saja per harinya. Hal ini tentu akan membawa dampak besar bagi layanan darurat kesehatan untuk para penyintas kekerasan Israel di Palestina.

Kondisi tersebut diperburuk oleh terputusnya akses air bersih. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric mengatakan, bahwa saat ini banyak orang tidak memiliki akses ke listrik dan internet, dan akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting untuk kehidupan mereka.

“Kerusakan fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400.000 orang,” kata Dujarric sebagaimana dikutip dari BBC, Senin (9/10/2023). (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button