Hasil Autopsi Terbaru: Juliana Marins Masih Hidup 32 Jam Usai Jatuh Pertama

INDOPOSCO.ID – Pelancong asal Brasil Juliana Marins kemungkinan masih hidup beberapa jam, setelah pertama kali dilaporkan jatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani pada, Sabtu (21/6/2025). Itu berdasar hasil autopsi otoritas Brasil terhadap mendiang perempuan berusia 26 tahun.
Saudara perempuan Juliana Marins, Mariana Marins mengatakan, saudara perempuannya meninggal dunia saat terjatuh untuk kedua kalinya di jalur pendakian Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Juliana diduga terjatuh sejauh 61 meter ke bawah dinding berbatu.
“Itu adalah dinding batu dan pasir yang curam. Dia jatuh dari titik jalan setapak ke dinding. Titik akhir dari penurunan pertama ini adalah sekitar 220 meter,” mata Mariana dilansir dari portal berita Brasil, G1, Sabtu (12/7/2025).
Dokter forensik di Kepolisian Sipil Rio de Jeneiro Brasil Reginaldo Franklin menyebut, Juliana meluncur menuruni medan dengan posisi terlentang dan kemudian jatuh ke depan, yang menyebabkan kematiannya. Waktu kematian korban terungkap berdasar beberapa larva di kulit kepalanya.
“Siang hari pada tanggal 22 (waktu Indonesia) ditambah 15 menit: Juliana Marins mati. Dia tetap hidup selama sekitar 32 jam,” tutur Franklin.
“Setengah jalan dari tanggal 22 (waktu Indonesia), sekitar 12 jam, Juliana muda sudah meninggal, menurut perkiraan ini,” tambahnya.
Seorang ahli swasta yang juga mendampingi tim forensik Nelson Massini menyatakan, bahwa Juliana mungkin telah mengalami cedera paha saat jatuh. “Itu adalah kematian yang menyiksa, pendarahan, dan menyakitkan,” ujar Massini.
Berdasarkan perkiraan keluarga dan para ahli, Juliana terpeleset sejauh 60 meter dari jalur pendakian dan terus terjatuh hingga berjarak 220 meter dari jalan setapak, yang dianggap sebagai kejatuhan pertama.
Dia kemudian terpeleset lagi sejauh 60 meter dan mengalami kejatuhan kedua, meski bertahan selama 15 menit dalam penderitaan hingga akhirnya meninggal. Dia kemudian terus jatuh ke titik terakhir atau 650 meter ke bawah.
Jenazahnya berhasil dievakuasi oleh relawan SAR Agam Rinjani dan petugas lainnya, dengan cara vertical evacuation pada 25 Juni 2025. Jasad Juliana Marins kemudian diautopsi di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM). (dan)