Headline

Program Pendidikan Gratis Banten Diklaim Paling Progresif di Indonesia

INDOPOSCO.ID – Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Banten Yudi Juniardi mengapresiasi program sekolah gratis yang diinisiasi oleh Pemprov Banten. Program tersebut diklaimnya cukup langka, karena sekolah swasta yang biaya pendidikannya ditanggung sepenuhnya jarang terjadi di Indonesia.

“Apresiasi terhadap pak Gubernur (Andra Soni) yang sudah mau membuat program ini. Jujur, program ini adalah mungkin satu-satunya di Indonesia. Progresif tidak hanya sekolah negeri, tapi juga untuk swasta,” kata Yudi Juniardi saat FGD yang digagas INDOPOSCO bertema “Banten Maju Adil Merata Tidak Korupsi” di Swiss-Belhotel Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (8/7/2025).

Ia memberikan contoh, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) akan memfasilitasi siswa miskin untuk bersekolah di SMA/SMK swasta tanpa dipungut biaya, yang dibiayai oleh APBD. Namun, program tersebut bersifat selektif dengan kriteria tertentu yang harus dipenuhi sekolah swasta.

“Jawa Tengah ada sekolah (swasta) gratis, tapi sekolah swastanya selektif. Jakarta ada sekolah gratis untuk negeri, kemudian ada tambahan untuk siswa. Banten terobosannya sekolah gratis untuk SMA, SMK negeri dan swasta,” ucap Yudi Juniardi.

Ia menyanjung, Pemprov Banten yang telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 30 persen dari keseluruhan APBD. Umumnya, pemerintah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen. “Saya melihat Provinsi Banten ini melanggar yang positif,” ucap Yudi Juniardi.

Namun, anggaran yang telah dikeluarkan untuk sektor pendidikan tak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Banten. “Harusnya lebih berkualitas, lebih sejahtera,” jelas akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten itu.

Sementara salah satu tujuan program pendidikan gratis adalah menurunkan angka putus sekolah. Serta meningkatkan masa studi. Sebab, masih terdapat kesenjangan pendidikan antara wilayah pelosok Banten dengan pusat kotanya.

“Kalau kita main ke Pandeglang angka sekolahnya masih rendah. Kalau Tangsel sudah 11 tahun (lama belajarnya),” tutur Yudi Juniardi.

“Kita mau semuanya ada di atas standar. Standarnya itu kan 9 tahun. Sehingga ini perlu kerja keras. Mudah-mudahan program gratis ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat menyekolahkannya anak-anaknya,” tambahnya. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button