Headline

3 Fasilitas Nuklir Dihancurkan, Iran Janjikan Kejutan ke AS

INDOPOSCO.ID – Dunia menahan napas. Setelah Amerika Serikat (AS) menggempur tiga situs nuklir Iran menggunakan rudal dari kapal selam dan pembom berat pada Minggu (22/6/2025), Iran memilih langkah yang mengejutkan, yakni menahan diri.

Hingga Senin (23/6/2025) pagi waktu setempat, media lokal Iran International menyebutkan bahwa tak satu pun rudal dibalas ke arah Washington. Fokus kemarahan Iran masih tertuju pada Israel, meski banyak pihak yakin pembalasan terhadap AS tinggal menunggu waktu.

Namun, Presiden AS Donald Trump, bukannya meredakan ketegangan, justru melempar bensin ke api. “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Seluruh pesawat kini telah keluar dari wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada para Pejuang Amerika yang luar biasa. Tidak ada militer lain di dunia yang bisa melakukan ini,” tulis Trump melalui unggahan di akun Instagramnya seperti dikutip, Senin (23/6/2025).

Pernyataan itu menggema di tengah tanda-tanda bahwa Iran mungkin tengah kelelahan. Militer Israel melaporkan hanya satu rudal yang ditembakkan oleh Iran dalam serangan balasan semalam angka yang jauh dari perkiraan awal.

Menurut laporan kelompok hak asasi manusia (HAM), HRANA, total 950 orang tewas dan 3.450 lainnya terluka akibat serangan Israel ke wilayah Iran dalam beberapa hari terakhir. Namun dampak serangan AS masih belum jelas. Apakah ambisi nuklir Iran benar-benar terpatahkan?

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan bahwa serangan AS berhasil merusak pintu masuk ke terowongan bawah tanah di fasilitas nuklir Isfahan.

“Kami telah menetapkan bahwa pintu masuk ke terowongan bawah tanah di situs tersebut terdampak,” bunyi pernyataan IAEA.

Tetapi serangan ini tampaknya belum menyentuh fondasi proyek nuklir Iran. Seorang tokoh senior keamanan Iran, Ali Shamkhani, menegaskan bahwa bahkan jika situs nuklir pun telah dihancurkan, ‘permainan’ dianggap belum selesai.

“Bahan yang telah diperkaya, pengetahuan lokal, dan kehendak politik tetap ada. Inisiatif kini berada di pihak yang bermain cerdas, bukan yang menyerang secara membabi buta. Kejutan akan terus berlanjut!” tegas Shamkhani.

Sementara itu, diplomasi kembali bergerak. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, terbang ke Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Sebelumnya, di Istanbul, Abbas Araghchi mengeluarkan pernyataan tegas.

“AS telah melewati garis merah besar dengan menyerang fasilitas nuklir Iran. Serangan terhadap instalasi nuklir damai merupakan preseden yang sangat berbahaya dan tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan,” tegas Araghchi.

Nada yang sama juga disuarakan oleh Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang dianggap lebih moderat.

“AS telah menyerang kami. Apa yang akan Anda lakukan jika berada di posisi kami? Secara alami, mereka harus menerima balasan atas agresi mereka,” ujar Pezeshkian.

Dengan retorika yang semakin mengeras dan korban jiwa yang terus bertambah, pertanyaan besar kini membayangi, akankah dunia menyaksikan perang terbuka antara Iran dan AS?

Atau apakah kejutan yang dijanjikan Iran akan datang dalam bentuk yang lebih tak terduga, dan lebih berbahaya? (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button