Headline

Puluhan Tahanan Kabur, Pengamat: Indikasikan Kegagalan Program Pembinaan di Lapas

INDOPOSCO.ID – Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar menilai, peristiwa kaburnya warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau napi dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kutacane, Aceh merupakan ketidakberhasilan program mendidik dan membina ketika menjalani masa pidananya.

“Peristiwa ini (kaburnya napi) juga mengindikasikan kegagalan program pembinaan yang dilakukan di lapas-lapas tidak hanya di Kutacane Aceh, tapi juga di seluruh Indonesia,” kritik Fickar saat dihubungi lewat gawai, Jakarta, Selasa (11/3/2025).

Penyebab para tahanan itu melarikan diri diduga karena kelebihan kapasitas. Kondisi itu tentu mengkhawatirkan karena seharusnya warga binaan mendapatkan perlakuan yang layak.

“Ya, seharusnya over capasity tidak hanya dapat dengan mendayagunakan tahanan-tahanan yang ada atau membangun Lapas baru,” ujar Fickar.

Bisa juga memanfaatkan gedung-gedung pemerintahan yang banyak tidak digunakan ketika berencana membangun Lapas. “Seperti gudang-gudang Bulog atau tagana-tagana militer,” ucap Fickar.

“Namun yang lebih urgen sebenarnya bisa dilakukan dengan upaya-upaya penyadaran agar masyarakat tidak melakukan tindak kejahatan,” tambahnya.

Sistem pemasyarakatan bertujuan menyadarkan warga binaan pemasyarakatan agar menyesali perbuatannya, dan siap berintegrasi dengan masyarakat. Sehingga kembali sebagai masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.

Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Rika Aprianti mengatakan, warga binaan yang belum kembali tertangkap ada puluhan orang. Sementara yang sudah menyerahkan belasan tahanan.

“WBP yang melarikan diri 49 orang, tertangkap kembali dan menyerahkan diri 14 orang. 35 orang masih dalam pengejaran,” ungkap Rika terpisah dalam keterangannya, pagi tadi. Puluhan tahanan itu kabur pada, Senin (10/3/2025) sore. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button