Kabinet Gemuk Prabowo Dibayangi Konsekuensi, Jangan Terjebak Ego Sektoral

INDOPOSCO.ID – Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), A Bakir Ihsan mengemukakan, plus minus kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Salah satu keuntungannya, mempermudah pekerjaan pemerintahan Prabowo – Gibran.
“Jumlah (kabinet) itu memang ada plus minusnya. Plusnya membagi, mendistribusikan pekerjaan. Sejatinya lebih meringankan pekerjaan,” kata Bakir melalui gawai, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Era pemerintahan sebelumnya, visi misi presiden dilakukan menjadi bagian tertentu pada kementerian. Kini, ada pembagian yang lebih banyak, maka dianggap lebih meringankan.
“Artinya, kalau logika linearnya terbaginya pekerjaan menjadi lebih efektif,” ucap Bakir.
Namun, di sisi lain jumlah kabinet yang banyak pasti membutuhkan ongkos besar untuk mendanai setiap pembantu presiden. Belum lagi, dihadapkan komunikasi antarlintas kementerian yang belum baik.
“Punya konsekuensi juga, termasuk biaya yang lebih besar dikeluarkan negara. Kedua, dengan banyaknya kementerian dan pejabat, maka tantangannya adalah koordinasi yang tidak mudah,” ujar Bakir.
Sebab, selama ini persoalan utama dari kerja-kerja kementerian menjadi kritik banyak pihak adalah lambannya kerja atau karena panjangnya meja birokrasi dalam pelayanan.
“Itu yang tak kalah penting belum adanya sinergitas kolaborasi yang kuat. Tinggal sejauh mana nanti Presiden Prabowo itu mampu mengkoordinasikan,” ucap Bakir.
Presiden Prabowo Subianto telah melantik jajaran menteri dan wakil menteri di Istana Negara, pada Senin (21/10/2024). Terdapat 48 menteri dan 56 wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih. (dan)