Satgas: Tidak Ada Isoman Bila Terjadi Lonjakan Kasus

INDOPOSCO.ID – Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, varian baru Omicron perlu diwaspadai. Karena memiliki daya penularan melebihi varian Delta.

“Yang kita khawatir itu kalau varian ini (Omicron) mengambil alih posisi varian Delta di dalam negeri,” ujar Alexander Ginting di Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Ia mengatakan, pada Juni hingga Agustus lalu Indonesia pernah mengalami gelombang kedua dengan angka kasus Covid-19 tinggi. “Kita ingin bagaimana varian Omicron tidak masuk ke Indonesia,” katanya.

Baca Juga : Vaksin Dosis Ketiga Masih Dipertimbangkan untuk Cegah Varian Omicron

Untuk itu, dikatakan dia, pemerintah melakukan upaya skrining di pintu-pintu masuk luar negeri. Selain memperpanjang masa karantina dari tiga hari menjadi tujuh hingga sepuluh hari.

“Kami juga telah menyiapkan rancangan fasilitas layanan kesehatan, terutama untuk isolasi terpusat (Isoter),” katanya.

“Jadi nanti kalau ada temuan kasus kita tidak lagi merekomendasikan untuk isolasi mandiri (Isoman), tetapi isoter,” imbuhnya.

Baca Juga : Cegah Omicron, Indonesia Perlu Belajar dari Tujuh Negara Ini

Lebih jauh ia mengungkapkan, pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan terkait perjalanan di dalam negeri. Dengan berlakunya surat edaran Kasatgas Nomor 23.

“Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 4 juga diberlakukan untuk percepatan program vaksinasi,” ungkapnya.

Terkait potensi masuknya varian Omicron dari luar 11 negara yang ditemukan kasus varian Omicron, menurut dia, pemerintah terus melakukan pemantauan secara regional dan global.

“Kita tetap mengacu pada peraturan badan kesehatan dunia WHO. Saat ini kita melarang masuk mereka dari 11 negara selama 14 sebelumnya.

“Bagi WNI dengan riwayat perjalanan dari 11 negara tersebut akan menjalani karantina 14 hari sebelumnya,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version