Tingkat Kepuasan Publik terhadap Jokowi Naik Tipis

INDOPOSCO.ID – Awal 2021, di tengah masa Pandemi Covid-19, tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo meningkat tipis. Hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Elections and Strategic (IndEX) Research menunjukkan tingkat kepuasan sebesar 70,9 persen, sedangkan pada survei November 2020 sebesar 68,7 persen.
IndEX Research melakukan survei pada 25 Februari-5 Maret 2021 terhadap 1.200 orang di seluruh provinsi di Indonesia melalui telepon. Pemilihan responden yang dilakukan secara acak dari survei sebelumnya sejak 2018 dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hendri Kurniawan, peneliti IndEX Research mengatakan, setahun Pandemi Covid-19, tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Jokowi meningkat. Hasil survei IndEX terbaru tersebut menunjukkan tingkat kepuasan publik masih terus ‘rebound’ (meningkat) sejak posisi terendah pada Mei 2020 dengan tingkat kepuasan mencapai 64,7 persen.
Dia menambahkan, ketika wabah Covid-19 mulai muncul di Wuhan, China, dan merebak ke sejumlah negara, Pemerintah Indonesia pun memperketat pintu keluar masuk lintas negara. Pemerintah juga memulangkan WNI dari Tiongkok dan mempersiapkan rumah sakit darurat di Pulau Galang.
”Saat itu, Indonesia tengah memasuki periode kedua pemerintahan Jokowi, dan tingkat kepuasan publik mencapai 67,6 persen (pada Survei Februari 2020, red),” ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Ketika akhirnya Indonesia juga menghadapi pandemi, tingkat kepuasan turun menjadi 64,7 persen–hasil survei Mei 2020. Begitu WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia mengumumkan status pandemi, rencana pemberlakuan karantina wilayah serta-merta membuat perekonomian seolah terhenti. Pemerintah akhirnya memutuskan opsi kebijakan berupa Pembatasan Sosial Berskala bBesar (PSBB).
Hendri mengatakan, meskipun tidak sepenuhnya menutup semua sektor ekonomi jika dilakukan lockdown, dampak PSBB dirasakan memukul telak berbagai kalangan pelaku usaha dan masyarakat. “Bisa dibayangkan jika memutuskan lockdown, ekonomi akan benar-benar hancur,” tandasnya.
Seiring mulai dibukanya kembali kegiatan ekonomi dalam kebijakan New Normal, tingkat kepuasan publik mulai bergerak naik menjadi 66,8 persen –pada survei Agustus 2020–, atau masih di bawah sebelum pandemi. “Ekonomi minus, dan Indonesia tengah memasuki resesi,” jelasnya.
Namun, lanjut Hendri, masyarakat tampaknya sudah bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru dan optimisme akan hadirnya vaksin Covid-19. “Tingkat kepuasan publik pun berhasil rebound menjadi 68,7 persen (survei November 2020, red),” katanya.
Gelaran vaksinasi dimulai, di mana Presiden Jokowi menjadi orang pertama menerima suntikan. Pemerintah juga memastikan status vaksin Sinovac yang digunakan aman dengan mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan fatwa halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Namun, pada survei yang dilakukan pada 25 Februari-5 Maret 2021, tingkat kepuasan publik mencapai angka tertinggi, yaitu 70,9 persen. “Publik melihat Presiden Jokowi bekerja keras mengatasi pandemi dan berupaya memulihkan perekonomian, terbukti dari meningkatnya kepuasan masyarakat,” tandas Hendri dikutip Antara.
Tapi masih ada 23,8 persen responden yang menyatakan tidak puas dan tidak tahu/tidak jawab 5,3 persen. Meski demikian, perekonomian masih bergerak minus dan angka penambahan kasus Covid-19 masih cukup tinggi. Bahkan pemerintah memperketat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) se-Jawa dan Bali, atau kini disebut sebagai PPKM mikro.
“Pemerintah harus mempercepat laju vaksinasi agar target membuka kembali seluruh kegiatan masyarakat bisa segera dilakukan, dan Indonesia keluar dari Pandemi Covid-19,” ujar Hendri. (aro)