Isu Kudeta PD, Pertarungan Tak Ditentukan Bintang di Pundak

INDOPOSCO.ID – Sejumlah pihak menyarankan agar Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggandeng mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ini untuk menangkal isu adanya kudeta atau pengambilalihan kepemimpinan PD secara paksa yang menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melalui kongres luar biasa (KLB).
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul (UEU) Jamiluddin Ritonga mengatakan, saran tersebut cocok bila Indonesia masih menganut paham otoriter. Di negara otoriter, kekuatan jabatan atau pangkat harus dilawan dengan kekuatan jabatan atau pangkat pula. Jenderal bintang empat harus dilawan jenderal bintang empat juga.
“Dengan kekuatan yang setimpal, nyali seseorang untuk menggusur orang lain akan kendor. Sebab, peluangnya untuk berhasil akan berkurang. Karena itu, keinginan menggusur orang lain akan diurungkan,” tutur Jamiluddin kepada indoposco.id, Jumat (12/2/2021).
Namun, lanjut Jamiluddin, Indonesia saat ini sudah menganut demokrasi. Kekuatan untuk memenangkan pertarungan tidak ditentukan oleh banyaknya bintang dipundaknya. Kekuatan basis massa pendukung akan lebih menentukan.
“Jadi, meskipun AHY hanya berpangkat mayor, namun bila ia didukung mayoritas kader Partai Demokrat, maka Moeldoko yang pernah berbintang empat tidak akan mampu menggusur AHY dari ketua umum Partai Demokrat,” jelasnya.
“Untuk itu, AHY harus mampu menjaga soliditas dan dukungan dari Ketua DPC dan Ketua DPD. Sebab, mereka ini yang punya hak suara dalam pemilihan ketua umum, termasuk untuk meminta KLB. Kalau ini dapat dilakukan AHY, maka tidak mungkin terjadi KLB di Partai Demokrat,” sambungnya.
Seperti diketahui, mayoritas Ketua DPD dan Ketua DPC se-Indonesia solid mendukung AHY. Ini terlihat dari dukungan tertulis kesetiaan DPD dan DPC se-Indonesia kepada AHY.
Selain itu, para senior Partai Demokrat yang mendukung Moeldoko praktis sudah tidak mengakar di DPD dan DPC. Mereka ini tidak lagi punya pengaruh untuk mengajak DPD dan DPC menggusur AHY.
“Para senior hanya bisa berteriak melalui media massa dan media sosial. Mereka ini seperti menyiram air di gurun pasir yang tidak membekas. Karena itu, celah untuk melakukan KLB tampaknya sudah tertutup. Karena itu, peluang Moeldoko menggusur AHY tampaknya nyaris tertutup,” tandasnya. (yah)