Pakar Telematika Bongkar Dugaan Penjiplakan di Film Animasi Merah Putih One for All

INDOPOSCO.ID – Pakar Telematika Abimanyu Wachjoewidajat menyoroti dugaan pelanggaran hak cipta dalam film animasi Merah Putih One for All yang belakangan menjadi sorotan publik.
Menurutnya, kasus ini tidak sekadar menyangkut kualitas film, tetapi juga menyentuh ranah forensik digital untuk memastikan ada atau tidaknya unsur penjiplakan.
“Karena ini karya digital, fokusnya bukan langsung kepada produser, melainkan pembuat karya,” katanya dihubungi INDOPOSCO.ID pada Senin (11/8/2025).
“Mereka yang seharusnya menjamin kebersihan konten dari unsur plagiasi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, produser umumnya berperan mendukung skenario dan pendanaan, namun jika terbukti mengetahui adanya penjiplakan lalu tetap mendanai, hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar.
“Kalau sampai berani mendanai, tentu ada pemikiran akan mendapatkan keuntungan dari film tersebut. Itu perlu dilihat apakah ada unsur pelanggaran atau tidak,” tegasnya.
Abimanyu menyebut proses forensik dilakukan berdasarkan pengaduan dari pihak yang merasa memiliki hak intelektual.
Langkah selanjutnya adalah menelusuri asal-usul karakter yang dipersoalkan, memeriksa kepemilikan hak cipta, dan meminta konfirmasi resmi dari pihak produser terkait sumber karya.
“Penjiplakan di sini terkait karakter. Harus dilihat, apakah ini hanya kemiripan biasa atau memang penjiplakan,” ucapnya.
Kasus ini, menurut Abimanyu, perlu diselesaikan dengan memastikan kejelasan hak cipta agar tidak menjadi preseden buruk bagi industri kreatif di Indonesia.
“Kemiripan bisa terjadi kebetulan, tapi kalau sudah identik, itu masalah serius,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sutradara sekaligus Produser Eksekutif film Merah Putih One for All, Endiarto, membantah isu yang menyebut produksi film animasi tersebut menelan biaya hingga puluhan miliar rupiah.
Dalam keterangan yang dikutip INDOPOSCO.ID, Endiarto menyebut biaya produksi hanya sekitar Rp6,7 miliar. Ia bahkan heran dengan beredarnya rumor bahwa anggarannya mencapai Rp64 miliar.
“Saya enggak tahu juga itu angka ketemu dari langit atau apa. Kalau saya dapat segitu, mungkin sudah glowing saya,” ujarnya.
Rumor biaya fantastis ini pertama kali mencuat melalui unggahan akun Instagram @movreview pada Jumat (8/8/2025).
Unggahan tersebut mengutip pernyataan Produser Eksekutif Sonny Pudjisasono yang menyebut budget film berdurasi 70 menit itu memang mencapai Rp6,7 miliar.
Sementara itu, produser film, Toto Soegriwo, memilih merespons kritik publik dengan nada sindiran melalui akun Instagram pribadinya.
“Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?” tulis Toto. (fer)