Gaya Hidup

Kepergian Hulk Hogan Ungkap Fakta Mengejutkan Tentang Henti Jantung

INDOPOSCO.ID – Dunia gulat profesional kembali berduka. Hulk Hogan, legenda yang pernah menjadi ikon ring dan layar kaca, menghembuskan napas terakhir pada usia 71 tahun. Pria bernama asli Terry Gene Bollea itu dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (24/7/2025), diduga akibat henti jantung, sebuah kondisi medis mendadak yang kerap datang tanpa peringatan.

Dikutip dari Siloam Hospitals, henti jantung, atau cardiac arrest, terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Ini bukan sekadar serangan jantung biasa. Dalam hitungan detik, aliran darah ke otak dan organ-organ vital lainnya terhenti. Tanpa pertolongan cepat, kondisi ini bisa berujung pada kematian atau kerusakan permanen pada otak dan tubuh.

Meski datang secara tiba-tiba, henti jantung kadang diawali oleh gejala-gejala yang kerap dianggap sepele. Nyeri dada yang muncul lalu hilang, sesak napas yang tak jelas penyebabnya, hingga kelelahan yang tidak biasa, semuanya bisa menjadi isyarat bahwa jantung sedang dalam kondisi genting. Beberapa orang juga merasakan pusing mendadak, jantung berdebar tanpa sebab, keringat dingin, atau bahkan perubahan perilaku seperti gelisah dan kebingungan.

Tanda-tanda ini tak boleh diabaikan. Detak jantung yang tiba-tiba menjadi sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi ventrikel), atau justru berhenti sama sekali (asistol), bisa terjadi kapan saja. Gangguan listrik pada jantung seperti blok atrioventrikular (AV block) juga bisa memicu kondisi yang fatal.

Siapa pun bisa mengalami henti jantung, tetapi risikonya meningkat seiring usia. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, hingga obesitas dan diabetes adalah beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan. Bahkan mereka yang tampak sehat sekalipun bisa terkena jika ada kelainan jantung tersembunyi yang belum terdeteksi.

Ketika seseorang mengalami henti jantung, setiap detik sangat berharga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera memanggil bantuan medis. Sambil menunggu tenaga profesional datang, resusitasi jantung paru (RJP/CPR) bisa menjadi penyelamat nyawa. Tekanan dada yang ritmis membantu menjaga aliran darah ke otak.

Jika tersedia, penggunaan defibrilator otomatis (AED) bisa mengembalikan irama jantung ke kondisi normal. Obat-obatan seperti epinefrin juga kerap diberikan dalam kondisi darurat. Namun semua ini hanya efektif jika dilakukan dalam waktu singkat.

Keterlambatan penanganan henti jantung dapat menyebabkan komplikasi serius, dari kerusakan otak hingga kegagalan organ. Namun dengan penanganan cepat, nyawa bisa diselamatkan. Maka, penting bagi kita semua untuk mengenali gejalanya dan siap memberikan bantuan dasar saat keadaan darurat.

Kepergian Hulk Hogan menjadi pengingat bahwa meski seseorang tampak kuat dan tak terkalahkan, kondisi medis bisa datang tanpa ampun. Dan henti jantung adalah musuh diam-diam yang bisa menyerang siapa saja. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button