Kehadiran Cak Lontong Selalu Bawa Gelak Tawa, Tapi Kali Ini Tidak, Cari Tahu Yuk!

INDOPOSCO.ID – Setiap kehadiran komedian satu ini kerap mengocok perut para penontonnya. Namanya Lies Hartono atau yang akrab disapa Cak Lontong.
Kali ini, kehadiran Cak Lontong berbagi pesan untuk memajukan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi. Dukungan teknologi, menurut dia, bisa menjadi sebuah booster untuk membuat mutu dan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.
“Di tangan guru dan dosen yang handal, teknologi juga bisa menjadi alat pendidikan yang baik, karena bisa menjadi sumber berbagai macam bahan bacaan dan video literatur,” terang Cak Lontong dalam acara daring, Sabtu (25/12/2021).
Ia menuturkan, pendidikan yang berkualitas tak hanya membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten saja. Namun juga dipengaruhi oleh teknologi.
“Kita harus mengubah mindset, bahwa kini Indonesia bukanlah sebuah negara tertinggal. Kita masih terjebak dengan cara-cara lama dalam belajar dan bekerja, padahal memiliki segudang SDM handal,” ungkapnya.
“Saya insinyur elektro dan satu-satunya insinyur yang jadi pelawak. Tapi kita perlu optimistis dengan cara minimalis, ubah mindset, yaitu ilmu teknologi tetap saya pakai untuk hal-hal lain seperti mengajar anak. Intinya tinggal bagaimana saja mengubah mindset untuk bisa menggabungkan dunia pendidikan ini bersama dengan teknologi,” imbuhnya.
Cak Lontong mengingatkan pentingnya memanfaatkan teknologi tidak boleh minder. Meskipun banyak sekali negara maju dan orang pintar di luar sana. Menyebabkan, masyarakat Indonesia minder dan tak mau belajar ketika menghadapi suatu hal yang belum dikuasainya.
“Kita harus berani dan siap bersaing. Karena tidak ada jalan mudah untuk berprestasi, semua harus dilakukan dengan perjuangan,” katanya.
“Bagi orang tua dan dosen yang sudah berusia lanjut, tentu tidak mudah untuk mempelajari teknologi canggih dan berbagai hal-hal baru. Namun semangat juang orang tua dan dosen dalam belajar itulah, yang akan menular ke anak dan mahasiswa kita,” imbuhnya.
Ia berharap Indonesia mau belajar dari kesuksesan di masa lalu, yaitu mampu mengekspor guru ke Malaysia. Bukan karena kecerdasan guru Indonesia, tetapi karena semangat juang guru asal Indonesia yang tinggi. (nas)