Gaya Hidup

Strategi Adaptasi dan Transformasi Lakon Wayang Sesaji Raja Suya

INDOPOSCO.ID – Kesenian merupakan produk kebudayaan Tanah Air yang perlu terus dikembangkan sesuai dengan konteks zaman dengan menjadikan masa lalu sebagai titik berangkat, termasuk kesenian pewayangan.

Di antaranya artikel pengembangan dari tesis transformasi konsep kekuasaan dalam Adaptasi Sabha-parva ke Lakon Wayang Sesaji Raja Suya karya Ki Purbo Asmoro yang mendapatkan penghargaan Nusantara Academic Award 2020.

Penulis atau Pemenang Nusantara Academic Award 2020, Dhianita Kusuma Pertiwi mengatakan, lakon ini akan membahas tentang strategi adaptasi dan transformasi lakon wayang Sesaji Raja Suya dalam konteks pengembangan seni tradisi di Indonesia.

Dari keseluruhan cerita yang ada, lakon wayang Sesaji Raja Suya hanya mengadaptasi kisah persiapan dan pelaksanaan upacara rajasuya yang merupakan upacara penobatan raja sebagai pemimpin agung yang menuntut persiapan rumit, berlangsung dalam jangka waktu panjang, serta mendatangkan banyak tamu sebagai saksi ritual.

“Upacara ini menjadi bagian dari praktik pemerintahan kerajaan India Kuno pada periode pra-Weda,” ujarnya, Selasa (9/3/2021).

Peninggalan sejarah kerajaan nusantara tidak menunjukkan pernah dilakukannya rajasuya oleh raja Jawa di masa lalu. Tapi, Sesaji Raja Suya merupakan salah satu lakon wayang purwa yang populer sampai hari ini, terbukti dengan masih cukup sering dipentaskanya lakon tersebut, khususnya pada momentum peringatan ulang tahun organisasi atau institusi.

“Transformasi ini mengimplikasikan relasi timbal balik yang menghubungkan suatu karya dengan latar belakang budaya pada tempat dan waktu karya tersebut dibuat,” katanya.

Sekuen cerita yang menggambarkan persiapan dan pelaksanaan upacara rajasuya berkurang secara cukup signifikan, diikuti dengan amplifikasi adegan-adegan perang antara Pandawa dengan kubu musuh, yakni anak buah Jarasandha. Hal itu berkaitan dengan aturan dalam tradisi penulisan lakon dan alam pikir masyarakat Jawa dalam memaknai upacara rajasuya.

“Sesaji Raja Suya menekankan keberhasilan Puntadewa dan Kresna untuk menghadapi sejumlah rintangan sebagai indikator kelayakan mereka dinobatkan sebagai raja agung, alih-alih kepemilikan atas istana mewah serta keberhasilan menarik upeti dan merampas harta perang,” sebutnya.

Masyarakat Jawa sampai hari ini masih mempercayai pentingnya selamatan sebagai ekspresi rasa syukur atas limpahan rezeki, juga cara manusia memohon kepada penciptanya untuk terus memberikan perlindungan kepada manusia dan makhluk lain.

Dengan dasar pemikiran tersebut, kemampuan pemimpin untuk menjaga harmoni atas wilayah kewenangannya pun dirayakan secara khidmat melalui pagelaran lakon wayang Sesaji Raja Suya pada acara-acara peringatan dies natalis oleh sejumlah institusi dan organisasi di Indonesia dalam konteks masyarakat kontemporer saat ini. (arm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button