Pentingnya Bangun Sistem Data Terintegrasi dalam Kopdes Merah Putih

IDOPOSOCO.ID – Sekretaris Kementerian Koperasi RI Ahmad Zabadi menekankan pentingnya membangun suatu sistem pendataan yang terintegrasi dan efektif dalam program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih, yang sejalan dengan sistem Data Desa Presisi.
“Ini sekaligus bisa menjadi satu cara kita untuk memastikan program-program yang kita jalankan di Kopdes Merah Putih berjalan efektif dan terhubung dengan berbagai stakeholder yang terkait dengan pengembangan usaha Kopdes,” ujar Zabadi, saat meninjau Kopdes Merah Putih Bojong Mangu sekaligus serap aspirasi anggota Kopdes Merah Putih Lambangsari, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (13/9/2025).
Dalam pertemuan ini juga mendiskusikan peran data presisi dalam mempercepat pengembangan Kopdes Merah Putih di tingkat desa dan kelurahan untuk dapat memastikan keadilan distribusi manfaat ekonomi bagi anggota koperasi desa maupun masyarakat.
Zabadi menyampaikan sistem data presisi ini sangat penting karena ini merupakan inovasi Kemenkop untuk memastikan seluruh kebijakan dan program yang dijalankan tepat sasaran.
“Salah satu fungsi daripada Kopdes Merah Putih sebagai salah satu instrumen distribusi sampai di masyarakat dengan tepat sasaran,” katanya.
Lebih dari itu, Zabadi juga ingin terkait pendataan tersebut sebagai pintu masuk untuk memastikan seluruh kebijakan dan program yang dijalankan tepat sasaran. Bahkan, pihaknya sudah menyiapkan manual book yang bisa menjadi model bisnis yang akan dijalankan koperasi.
“Pekan depan, kita sudah kolaborasi dengan BUMN pangan dan logistik,” tambahnya.
Lebih dari itu, Zabadi memastikan seluruh Kopdes Merah Putih bakal tersentuh program pendampingan, termasuk dalam merekrut 8 ribu tenaga pendamping.
“Satu pendamping akan mengawal 10 koperasi,” imbuhnya.
Zabadi juga menjabarkan, Kemenkop memiliki program Business Assistant dan awal Oktober mendatang sudah akan memulai pelatihan untuk seluruh Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka mengingatkan bahwa masih ada dari mereka yang menjadi pengurus Kopdes Merah Putih ini belum benar-benar 100 persen paham.
“Mereka masih ada yang minim pengetahuan tentang koperasi, serta masih bingung ini seperti apa,” ujarnya.
Rieke pun bercerita, saat dirinya dulu sekolah ada pelajaran Ekonomi Koperasi yang mengulas dasar-dasar koperasi.
“Demokrasi ekonomi Pancasila itu benar-benar bisa menghidupi rakyat dengan sistem ekonomi gotong-royong dan kekeluargaannya, tidak ada cara lain, ya koperasi,” tuturnya.
Rieke menyarankan dalam Kopdes Merah Putih ada layanan tambahan, yaitu kredit usaha bagi anggota.
“Diberikan kredit untuk usaha. Tapi, itu juga usahanya harus jelas dan dipastikan orang tersebut menjadi anggota Kopdes Merah Putih,” katanya.
Oleh karena itu, Rieke mendorong tiga unit usaha utama dari Kopdes Merah Putih, yakni usaha produksi, distribusi, dan usaha yang masuk skala industri.
“Jadi, koperasi ini bukan mau bagi-bagi duit, karena tujuan koperasi itu bisnis. Di situ ada keuntungan yang dibagikan kepada anggota. Ada gotong-royongnya, hingga ada kekeluargaannya,” jelasnya.
Rieke berharap kopdes yang ada di kecamatan ini bisa menjadi percontohan berbasis data desa presisi. Jadi, bukan hanya menjadi penyalur barang-barang subsidi, tapi apa potensi setiap desa itu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bekasi Hasan Basri meyakini dengan kehadiran Kodes Merah Putih di wilayahnya bisa membawa semangat kepada warga masyarakat ini untuk meningkatkan perekonomiannya.
“Dari 187 desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Bekasi, sudah terbentuk 187 Kopdes Merah Putih, baik dari kepengurusan maupun legalitasnya,” terangnya.
Tahap kedua ini, Hasan menyatakan perlu adanya pelatihan-pelatihan, baik dari Kemenkop maupun dari Pemeritah Provinsi Jawa Barat.
“Agar para pengurus lebih paham lagi dalam menjalankan koperasinya,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut Hasan, bakal ada beberapa gerai seperti gerai pemanasan tembakau, apotek dan klinik desa, pergudangan, cold storage, serta gerai-gerai lainnya sesuai dengan potensi masing-masing desa. (SH)