Ekonomi

Ekonom Sebut Investasi Besar Freeport Belum Hapus Kesenjangan di Papua

INDOPOSCO.ID – Papua kembali menjadi pusat perhatian. Di tengah kekayaan alam yang melimpah, hadir sebuah ironi, dimana kemajuan ekonomi yang dihasilkan dari tambang raksasa tak selalu sejalan dengan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Isu ketimpangan sosial di sekitar operasional PT Freeport Indonesia (PTFI) pun menjadi sorotan. Meski perusahaan tambang raksasa ini mengklaim telah berkontribusi besar bagi pembangunan di Papua, sejumlah persoalan mendasar seperti pengelolaan limbah tambang (tailing), pemenuhan hak masyarakat adat, hingga transparansi tata kelola masih memicu perdebatan publik.

Ekonom Josua Pardede menilai, keberadaan Freeport di Papua mencerminkan sebuah paradoks antara kemajuan dan tantangan yang belum terselesaikan.

“Di satu sisi, Freeport menyatakan telah menginvestasikan dana yang cukup besar untuk program pengembangan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat,” ujar Pardede kepada INDOPOSCO melalui gawai, Kamis (31/7/2025).

Sebagai contoh, pada tahun 2024, Freeport dilaporkan menggelontorkan lebih dari USD 210 juta untuk program kemasyarakatan, termasuk upaya yang secara langsung diarahkan untuk memperkuat ekonomi masyarakat lokal di Papua.

Namun, lanjut Pardede, di balik angka tersebut, ketimpangan sosial masih terasa nyata.

“Masih ada persoalan mendasar seperti kemiskinan dan kesenjangan yang tetap tinggi di sekitar lokasi operasional, termasuk di Kabupaten Mimika,” jelasnya.

Bagi sebagian pihak, besarnya investasi sosial Freeport belum cukup menjawab pertanyaan tentang sejauh mana aktivitas pertambangan skala besar benar-benar membawa perubahan signifikan dan berkelanjutan bagi warga lokal.

“Kehadiran aktivitas pertambangan skala besar sering kali dianggap belum secara optimal membawa dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan bagi masyarakat lokal, terutama jika dibandingkan dengan pendapatan dan keuntungan perusahaan,” tambah Pardede.

Kini, sorotan publik terhadap PTFI bukan sekadar soal angka investasi, tetapi tentang bagaimana memastikan setiap tetes keuntungan tambang bisa mengalir hingga ke masyarakat yang hidup di sekitarnya. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button