Danantara Siap Eksekusi Proyek Hilirisasi dan Energi Nasional Skala Raksasa

INDOPOSCO.ID – Komitmen kuat terhadap masa depan industri nasional kembali ditegaskan. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyatakan siap mendanai proyek-proyek strategis hilirisasi dan ketahanan energi nasional senilai 38,63 miliar dollar AS atau sekitar Rp 618,13 triliun.
Sebagian besar atau sekitar 96 persen dari total kebutuhan investasi akan difokuskan pada sektor mineral dan batubara (minerba), transisi energi, serta ketahanan energi nasional.
“Hilirisasi bukan hanya soal mineral. Kita bicara tentang nilai tambah nasional, di pertanian, perikanan, hingga energi terbarukan. Ini adalah pondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas,” ujar CEO BPI Danantara, Rosan P. Roeslani mengawali sambutan dalam acara penyerahan dokumen prastudi kelayakan (pre-feasibility study / pra-FS) proyek hilirisasi prioritas di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Dokumen pra-FS diserahkan oleh Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia. Di dalamnya tercantum 18 proyek prioritas, mencakup delapan proyek berbasis produk tambang mineral, tiga proyek sektor pertanian, tiga proyek kelautan dan perikanan, dua proyek minyak dan gas, serta dua proyek energi baru dan terbarukan.
Rangkaian proyek ini tidak hanya menjanjikan nilai investasi fantastis, tetapi juga membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja. Diperkirakan lebih dari 275.000 tenaga kerja akan terserap selama tahap implementasi proyek-proyek ini.
Sejak dibentuk, Danantara sudah mengantongi dukungan pendanaan global sebesar 7 miliar dollar AS. Angka ini berasal dari sejumlah mitra strategis, seperti Qatar Investment Authority (QIA) yang menyuntikkan dana sebesar 4 miliar dollar AS, serta China Investment Corporation (CIC) senilai 2 juta dollar AS. Tak hanya itu, Danantara juga berhasil mengakses pendanaan dari 12 bank asing dengan total mencapai 10 miliar dollar AS, dan semuanya tanpa jaminan.
“Kepercayaan investor asing terhadap hilirisasi Indonesia makin besar. Pada semester pertama 2025 saja, dari total investasi Rp 950 triliun lebih, sekitar 30 persen mengalir ke sektor hilirisasi,” jelas Rosan.
Dengan telah diterimanya dokumen pra-FS, Danantara memastikan akan langsung menindaklanjuti proyek-proyek tersebut agar dapat masuk ke tahap eksekusi sesegera mungkin.
“Dokumen pra-FS ini adalah panduan awal. Dari sini, kami akan berlari cepat agar rencana tidak hanya jadi wacana, tapi benar-benar terealisasi,” tambahnya tegas.
Acara ini menandai babak baru dalam perjalanan hilirisasi nasional, menegaskan sinergi antara pemerintah, badan investasi, dan mitra global dalam mendorong transformasi industri Indonesia dari eksportir bahan mentah menjadi pemain strategis dalam rantai pasok global. (her)