Ekonomi

Eksplorasi Migas Makin Diminati dalam 3 Tahun Terakhir dan Raih 23 Kontrak Migas Baru

INDOPOSCO.ID – Indonesia Exploration Forum (IEF) bertajuk “Framing the Future of Indonesia’s Oil and Gas: Massive Exploration for Indonesia Energy Security” membuka fakta dalam 3 tahun terakhir minat investor untuk masuk ke eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat. Pemerintah menyampaikan bahwa minat investor untuk melakukan eksplorasi migas di Indonesia terus meningkat dalam 3 tahun terakhir.

Tingginya minat investor masuk ke eksplorasi disampaikan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ariana Soemanto saat menjadi narasumber pada diskusi panel di acara IEF tersebut,

Ariana menyampaikan dalam 3 tahun, ada 23 kontrak migas baru, termasuk 2 yang ditandatangani hari ini yaitu blok Amanah dan Melati.

“Saat ini ada tabungan eksplorasi sekitar Rp4,3 triliun dan Rp11 triliun untuk pengembangan,” imbuhnya.

Ariana menambahkan fokus area eksplorasi kedepan adalah di wilayah timur yang terdapat di 5 area yaitu Buton, Timor, Seram, Aru dan Papua. Untuk wilayah barat, fokusnya ada di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Timur.

“Di wilayah timur sudah ada sekitar 5 join study, dan ada 1 yang jadi blok migas baru. Untuk wilayah barat, ada 1 yang sudah mulai mengarah ke joint study. Adanya Tim Kepmen Eksplorasi, saat ini dari barat hingga timur, memiliki 34 joint study,” terangnya.

Ariana menyampaikan upaya Pemerintah untuk mempercepat dukungan terhadap eksplorasi hulu migas yang sudah dilakukan antara lain Fleksibilitas PSC, split sampai 50 persen, Bank garansi yang lebih murah, penawaran langsung tanpa joint study, perubahan komitmen eksplorasi ke area terbuka, tambahan periode eksplorasi dan penambahan masa periode pasca-POD 1.

Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Benny Lubiantara menyampaikan pada sesi tersebut, bahwa eksplorasi yang lebih masif membutuhkan dukungan regulasi yang lebih kuat lagi.

Saat ini kebanyakan proyek yang ada di long term plan (LTP) tidak ekonomis, oleh karenanya bagaimana agar hasil eksplorasi dapat diproduksikan maka butuh payung hukum yang kuat yaitu penyelesaian Rancangan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (RUU Migas).

“Industri hulu migas membutuhkan terobosan-terobosan agar ada split yang lebih bagus, jika ada kegiatan di open area kenapa tidak beri kemudahan-kemudahan,” imbuhnya.

Terkait upaya mempercepat penemuan menjadi produksi, Benny menyampaikan saat ini dari aspek teknis dan non teknis, hambatan dan tantangan terbesar adalah faktor non teknis.

Dia menyampaikan untuk urusan teknis bisa dipercepat, seperti saat ini dalam hitungan bulan plan of development (POD) sudah bisa diselesaikan, tetapi untuk non teknis seperti perizinan, amdal dan lainnya penyelesaiannya tidak dapat diprediksikan.

“Akibatnya meskipun POD sudah disetujui, sering proyek itu delay terus tidak onstream penyebabnya umumnya di perizinan, amdal, pengadaan yang lama, dukungan pemerintah di daerah yang lama. Ketika sekali molor proyek tersebut, maka dipastikan pencapaian target LTP juga akan mundur,” ujar Benny.

Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan, Pertamina terus melakukan kegiatan eksplorasi secara masif dan agresif. Diluar upaya yang lain, dia menegaskan bahwa peningkatkan produksi kontribusi eksplorasi tetap adalah paling utama dan signifikan.

Dia menyampaikan Pertamina telah meningkatkan target penemuan migas. Untuk lokasi yang masuk kategori mature, dari statistik 10 tahun terakhir, hanya sekitar 10 MMBOE. Dalam 2 tahun terakhir PHE telah tingkatkan menjadi 15 MMBOE di tahun ini. Untuk tahun 2025 bahwa hanya prospek diatas 30 MMBOE yang di bor.

“Kami juga melakukan cara-cara yang out of the box, di tempat yang lama dijalankan dengan cara baru. Kita baru saja discovery di sumur Astrea Rokan yaitu 3 ribu barrel oil per day (BOPD) per hari tanpa air, 100 persen adalah minyak,” ucap Muharram.

Dia menambahkan strategi kedua adalah strategi untuk bertumbuh, ibaratnya ketika ditargetkan mencari paus maka harus di laut dalam dan bukan di kolam.

“Saat ini Pertamina agresif di WK baru salah satunya di Sulawesi dan akan terus melakukan itu di area frontier yang potensial lainnya,” tutur Muharram. (rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button