Ini Desa Devisa Pengekspor Kakao ke Benua Biru

INDOPOSCO.ID – Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang dimiliki Desa Nglanggeran. Ya, desa yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menjadi salah satu desa devisa yang berkontribusi besar bagi negara.
Kakao yang merupakan bahan dasar cokelat berhasil dimaksimalkan oleh para petani di daerah tersebut untuk kemudian diekspor ke Benua Biru, salah satunya Swiss. Oleh karena itu, Desa Nglanggeran juga sering disebut sebagai Desa Kakao.
Desa Nglanggeran sendiri merupakan salah satu desa yang dibina oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dengan sedikitnya ada 96 petani yang telah diberikan pelatihan pada 2023. Kemudian, dari kebun kakao seluas 10,2 hektare yang dimiliki leh para petani tersebut, seitdaknya ada 10 ton buah kakao dan 3,1 ton beans kakao kering yang dihasilkan setiap tahunnya.
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi mengatakan dukungan LPEI pada desa tersebut ialah penambahan nilai tambah pada produk yang dijual.
“Setelah pendampingan desa devisa, ada nilai tambah yang tercipta yaitu kakao fermentasi yang harga awalnya Rp25 ribu per kg, setelah diolah menjadi Rp100 ribu per kg,” kata Maqin kepada media di Desa Nglanggeran, Kamis (2/5/2024).
Tak hanya Desa Nglanggeran, Maqin juga menjelaskan LPEI telah mendorong dan menghasilkan 1.035 desa devisa hingga Maret 2024.
“Dari jumlah desa itu, didapati lebih dari 26 produk kualitas ekspor seperti kakao, kopi, bulu mata, peti mati, craft eceng gondok, daun kelor, hingga gula semut. Manfaat dari desa devisa itu juga diperkirakan dirasakan oleh lebih dari 100 ribu pekerja, petani, dan nelayan,” tambahnya. (rmn)