Rupiah Naik Seiring Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Terjaga

INDOPOSCO.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat (17/3) naik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Rupiah pada Jumat (17/3) pagi dibuka menguat sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.380 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.389 per USD.
“Gubernur BI sendiri cukup yakin dengan kondisi inflasi dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar analis ICDX Revandra Aritama, di Jakarta, Jumat (17/3), seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga : Rupiah Tergelincir di Tengah Isu Krisis Credit Suisse Bank
Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen.
Terkendalinya inflasi sebagai hasil dari respons kebijakan moneter BI serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dengan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Selain itu, Revandra mengatakan pergerakan rupiah hari ini juga mendapatkan sentimen dari hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI di level 5,75 persen.
Dari eksternal, sentimen terhadap USD masih terpengaruh oleh kolapsnya tiga bank Amerika Serikat (AS), yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank, yang menyebabkan mengendurkan rencana Bank Sentral AS atau The Fed untuk meningkatkan pengetatan kebijakan moneter untuk melawan inflasi.
Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran 15.300 per USD sampai dengan Rp15.450 per USD.
Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan pelaku pasar akan mengantisipasi hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan kebijakan Federal Reserve AS pekan depan yang diperkirakan akan tetap menaikkan Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke kisaran 4,75-5 persen.
Selanjutnya, kondisi perbankan domestik dinilai tetap kuat dengan berlanjutnya pembiayaan perbankan terhadap dunia usaha yang tetap tinggi seiring dengan likuiditas yang masih longgar dan suku bunga yang masih bersaing.
BI telah melakukan stress test ketahanan perbankan dan menyimpulkan bahwa kondisi perbankan nasional tidak terdampak langsung oleh kasus penutupan tiga bank di AS.
Pada Kamis (16/3) rupiah ditutup merosot tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp15.389 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.382 per USD.(mg2)