Harga Minyak Anjlok Pasca Melonjak Akibat Invasi Rusia

INDOPOSCO.ID – Harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), seperti dikutip Antara (26/2), setelah naik tajam di awal sesi di tengah kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan global dari sejumlah sanksi ekonomi terhadap eksportir minyak mentah utama Rusia.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,5 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap di 97,93 dolar AS per barel, setelah naik setinggi 101,99 dolar AS. Kontrak Mei yang lebih aktif menurun 1,30 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi 94,12 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpangkas 1,22 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap di 91,59 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 95,64 dolar AS.
Untuk minggu ini harga minyak Brent naik sekitar 4,7 persen, sementara minyak WTI berada di jalur untuk naik sekitar 0,6 persen. Demikian dikutip Antara, Sabtu (26/2/2022).
Pada Kamis (24/ 2/ 2022) invasi Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak di atas 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, dengan harga minyak Brent memegang 105 dolar AS, sebelum memotong keuntungan pada penutupan perdagangan.
Serangan itu adalah serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II, mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka. Pada Jumat (25/2/2022) rudal Rusia menggempur Kyiv, keluarga- keluarga kekhawatiran di tempat penampungan dan pihak berwenang mengatakan kepada penduduk untuk mempersiapkan bom Molotov untuk mempertahankan ibu kota Ukraina.
Pada Kamis (24/2/2022) Presiden AS Joe Biden menanggapi invasi dengan gelombang sanksi yang membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama, bersama dengan sanksi terhadap bank-bank dan perusahaan milik negara.
Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa, juga meluncurkan sanksi, termasuk langkah Jerman untuk menghentikan sertifikasi pipa gas Rusia senilai 11 miliar dolar AS.
Namun aliran minyak dan gas Rusia tidak secara khusus ditargetkan oleh sanksi, tutur seorang pejabat AS. Negara ini adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia dan penyedia gas alam utama ke Eropa.