Cadangan Migas Ditemukan di Lepas Pantai Natuna Timur

INDOPOSCO.ID – SKK Migas bersama kontraktor minyak dan gas bumi Premier Oil Tuna BV berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja Tuna, lepas pantai Natuna Timur, yang berada di perbatasan Indonesia dengan Vietnam.
“Temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran 2 sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2,” tutur Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara dalam keterangan yang dikutip Antara, Jumat (3/12/2021).
Benny menjelaskan Premier Oil melakukan pengeboran sumur investigasi dengan 2 kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di bentuk SL-1 dan bentuk KL-1 pada 2014 lalu. Kedua sumur itu memiliki potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. Potensi hidrokarbon dari bentuk SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran 2 sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada 2021.
Sejak awal, SKK Migas telah mengkategorikan kedua sumur tersebut ke dalam sumur kunci pada 2021. “Keberhasilan kedua sumur ini akan membuka peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut yang dapat membantu target pemerintah dalam mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari ( BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) di tahun 2030,” jelas Benny.
Saat ini, SKK Migas dan Premier Oil sedang melakukan koordinasi dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk dapat menghitung secara terukur besaran cadangan hidrokarbon di bentuk SL dan KL. “Evaluasi penentuan status investigasi dan studi-studi pendukung usulan plan of development akan mulai didiskusikan selambatnya awal Januari 2022,” ucap Benny.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa temuan cadangan dibentuk SL dan KL ini sangat berpotensi menjadi temuan migas murah pertama yang dapat berproduksi di cekungan Natuna Timur.
“Selain bertambahnya cadangan migas nasional, temuan tersebut juga semakin menegaskan kedaulatan wilayah Republik Indonesia kuncinya di perbatasan antara Indonesia-Vietnam,” tegasnya.
Tajak Sumur SL-2 dilaksanakan pada 3 Juli 2021 dengan target batu pasir Formasi Gabus. Sumur itu berhasil mengalirkan sejumlah gas dan kondensat yang cukup signifikan dari satu interval DST. Sumur SL- 2 selesai beroperasi pada 7 September 2021, kemudian beralih ke lokasi bentuk KL untuk melakukan pengeboran sumur KL-2. Sumur KL-2 sendiri ditajak pada 10 September 2021 dengan target Formasi Lower Terumbu dan dapat dituntaskan pada 18 November 2021.
Sumur itu berhasil mengalirkan sejumlah minyak, gas, dan kondensat yang cukup signifikan dari 2 interval DST.
Selain mengelola wilayah kerja Tuna, saat ini Premier Oil juga mengelola 3 wilayah kerja investigasi lainnya, yakni Andaman I dan South Andaman sebagai non operator rekan, serta Andaman II sebagai operator.
Premier Oil juga memiliki satu wilayah kerja yang telah berproduksi, yaitu Natuna Sea Block A. “Kami mengapresiasi langkah Premier Oil yang tetap melakukan investasi untuk kegiatan investigasi di Indonesia,” tutur Benny.
Selama periode 2019-2021, Premier Oil telah melakukan pemerolehan seismik 3D di wilayah kerja Andaman II dan pengeboran sumur investigasi di wilayah kerja Tuna.
Tahun depan, perusahaan juga berencana untuk melakukan setidaknya satu pengeboran investigasi deepwater frontier di wilayah kerja Andaman II. (mg4)