Ekonomi

Strategi Bertahan Anak Muda Pengusaha Batik di Masa Pandemi

INDOPOSCO.ID – Istilah memanfaatkan kesempatan di tengah kesempitan, sepertinya cukup tepat disematkan kepada pengusaha batik, Adetya Bayu (31) berbasis online shop (olshop) asal Solo, Jawa Tengah.

Di tengah sulitnya ekonomi yang dirasakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akibat badai pandemi Covid-19, ia mampu memanfaatkan peluang dengan meluncurkan brand Batik Prabuseno.

Usahanya tersebut mulai berjalan pada 1 Juli 2020. Ia memanfaatkan peluang bisnis online di tengah adanya kebijakan pembetasan kegiatan masyarakat di luar rumah.

Saat itu, banyak pengrajin dan supplier batik mengalami kesulitan penjualan akibat adanya kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.

“Kita lahir itu latar belakangnya awal-awal Corona. Kita punya banyak kenalan pengrajin dan supplier batik biasa berjualan offline. Namun, ketika Corona, mereka mulai merasa dampak akibat adanya pembatasan,” kata Adetya Bayu dalam keterangannya, Kamis (25/11/2021).

Alumni Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) berusia itu menjelaskan awal mulanya menjalankan usaha pakaian batik tersebut dengan memanfaatkan digitalisasi.

Baca Juga: MenKopUKM: UMKM Wastra Bangkit Lewat Jogja Membatik Dunia

“Karena background kita adalah internet marketing, kita koneksikan mereka dengan masyarakat melalui brand Batik Prabuseno,” tutur Adetya.

Target pasarnya ialah menjual batik untuk kalangan kawula muda. Ia ingin mengubah citra batik yang identik dengan orang tua dan hanya digunakan untuk acara-acara resmi.

“Bedanya dengan yang lain, Batik Prabuseno target marketnya anak-anak muda dan kantoran. Semangat kita juga agar anak-anak muda ini semakin cinta batik,” tuturnya.

Adapun jenis batik yang dijualnya yakni, printing dan cap. Dua jenis batik itu, paling digemari di kalangan anak muda. Bahkan mampu meraup keuntungan yang cukup besar. Dalam menjalankan usahanya, ia dibantu 28 orang karyawan. (dan)

Back to top button