Kenaikan Harga Minyak Picu Kekhawatiran Inflasi

INDOPOSCO.ID – Pasar saham Asia menjadi tenang pada perdagangan Rabu pagi, karena lonjakan minyak dan harga-harga gerbang pabrik China menambah kekhawatiran bahwa angka inflasi AS yang panas dapat memperbarui tekanan pada pembuat kebijakan untuk menaikkan suku bunga.
Minyak mentah berjangka AS naik satu persen ke level tertinggi dua minggu di 84,97 dolar AS per barel di awal perdagangan dan harga minyak mentah berjangka Brent mencapai level tertinggi satu minggu di 85,35 dolar AS per barel.
Harga-harga gerbang pabrik di China telah melonjak 13,5 persen tahun-ke-tahun hingga Oktober, data menunjukkan, mengalahkan perkiraan dan peringatan tekanan yang mengarah ke rantai pasokan ke konsumen global.
Baca Juga : Harga Minyak Global Capai Tertinggi Multitahun
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang dan Nikkei Jepang masing-masing turun 0,2 persen dan di Wall Street semalam reli panjang berhenti, dengan Nasdaq mencatat penurunan pertama dalam selusin sesi.
Indeks berjangka SP 500 turun 0,2 persen di perdagangan pagi.
Data AS yang akan dirilis pada pukul 13.30 GMT diperkirakan menunjukkan harga konsumen melonjak lebih tinggi pada 5,8 persen tahun-ke-tahun dan bahkan pejabat Federal Reserve yang dovish Neel Kashkari dan Mary Daly telah mengakui bahwa inflasi berjalan lebih panas lebih lama dari yang mereka perkirakan.
Baca Juga : Minyak Menguat Dekati Tertinggi Multi-Tahun, Krisis Energi Berlanjut
“Berasal dari mereka, saya akan membayangkan bahwa sekarang secara resmi ada sedikit keraguan yang tersisa di (Fed) bahwa risiko seputar inflasi jauh lebih tinggi daripada yang diasumsikan sebelumnya,” kata ahli strategi NatWest Markets dalam sebuah catatan, seperti dikutip Antara, Rabu (10/11/2021).
Obligasi dengan tenor lebih lama telah menguat pada Selasa (9/11/2021), meratakan kurva imbal hasil obligasi pemerintah, karena investor tampaknya bertaruh pada kenaikan (suku bunga) di tahun depan atau lebih menekan pertumbuhan dan inflasi di tahun- tahun berikutnya.
“Angka (IHK) yang kuat dapat menambahkan sedikit lebih banyak pemicu ke perataan, “kata analis NatWest.” Tetapi saya berpendapat bahwa pada tahap ini, angka IHK yang lemah tidak akan cukup untuk membuat pasar berpikir bahwa Fed akan menahan diri.”
Obligasi pemerintah turun sedikit di jam Asia, mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun sekitar 2 basis poin menjadi 1,4626 persen setelah menyentuh level terendah enam minggu di 1,4150 persen semalam. (mg2)